Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
WAKIL Sekretaris Komisi Pengkajian dan Penelitan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH.Dr.Ali M Abdillah mengatakan peringatan Isra Mi'raj menjadi momentum untuk memperkuat persatuan bangsa dan melawan radikalisme yang memecah belah bangsa.
”Sudah tugas kita sebagai generasi penerus bangsa untuk menjaga warisan kemerdekaan ini dari para pendiri bangsa. Karena dengan menjaga NKRI, Pancasila dan UUD 1945 inilah perekat seluruh elemen bangsa. Jangan sampai hal ini dikhianati, apalagi dengan mengambil ideologi dari orang luar yang belum pernah teruji kemudian di uji coba disini,” kata pria yang juga sebagai Ketua Pengurus Wilayah Mahasiswa Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyin (MATAN) DKI Jakarta itu dalam keterangan tertulis, Kamis (11/3).
Ia menjelaskan Isra Mi'raj adalah suatu peristiwa yang spektakuler yang harus dipahami dengan deretan peristiwa sebelumnya, maka harus dilihat sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW yang mulai berdakwah dari usia 40 tahun meskipun mendapatkan tantangan dan intimidasi dari masyarakat kafir Quraisy tetap berjuang mendakwahkan Islam.
“Sehingga kalau dikaitkan dengan bangsa Indonesia, hikmah Isra Miraj ini memiliki kesamaan dalam perjuangan dulu melawan kolonialisme, yang membuat kondisi masyarakat Indonesia ini selalu dihantui dengan kecemasan dan ketakutan. Alhamdulillah hasil dari perjuangan para santri, para kyai dan para tokoh masyarakat di Indonesia, Allah memberikan suatu anugerah, yaitu kemerdekaan,” ujar Kyai Ali dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Kyai Ali menambahkan bahwa semua kesulitan sebelum Isra Mi'raj tersebut dirasakan oleh nabi pada periode perjuangan dakwah di Makkah, di mana pada akhir periode di Makkah ini nabi diuji oleh Allah SWT karena dua orang yang selama ini mem-backup perjuangan nabi yaitu pamannya Abu Thalib dan istri tercintanya Siti Khadijah meninggal dunia.
”Di fase ini nabi secara kemanusiaan mendapatkan ujian yang cukup luar biasa, di mana tahun tersebut disebut sebagai tahun huzni (tahun kesedihan nabi). Tapi pada tahun kesedihan nabi ini, beliau kemudian mendapatkan hadiah, yaitu peristiwa Isra dan Mi'raj itu,” terang Ali.
Oleh karena itu, menurut dia, peristiwa Isra dan Mi'raj ini hadiah dari Allah kepada nabi setelah berjuang selama kurang lebih 13 tahun di Makkah hingga istrinya meninggal dunia.
Maka menurut peristiwa tersebut harusnya dipahami oleh generasi penerus bangsa Indonesia untuk menghargai perjuangan nabi dahulu sebagaimana perjuangan bangsa Indonesia menghadapi penjajahan di masa lalu, dan mempertahankan kemerdekaan di masa kini terutama dalam melawan radikalisme dan terorisme yang ingin merusak keutuhan bangsa.
Kyai Ali menyebut bahwa di Madinah inilah nabi membuat sebuah aturan berbangsa dan bernegara, di mana masyarakat Madinah saat itu terdiri dari berbagai suku dan agama.
Nabi mampu menjadi pemimpin yang bisa diterima oleh semua rakyatnya baik yang beragama Yahudi, Nasrani maupun Majusi. Dan dapat diterima dengan baik oleh para kepala suku yang ada disana.
”Rasulullah menunjukkan diri sebagai seorang pemimpin yang bisa hadir di tengah-tengah masyarakat. Konsep yang dilakukan oleh Rasulullah yaitu, konsep Piagam Madinah yang dalam konteks Indonesia ini kemudian diadopsi dengan bentuk Pancasila,” tukasnya.
Oleh karena itu, menurut nya, Pancasila ini adalah model Piagam Madinah yang dicetuskan oleh para ulama dan para pendiri bangsa Indonesia, karena semua umat beragama, suku, semua dinaungi di bawah NKRI.
Sistem dalam Piagam Madinah adalah sistem yang menghormati kebhinekaan, menghormati kelompok lain yang tidak sejalan, termasuk terhadap umat Nasrani, Majusi dan Yahudi. Semua diberikan penghormatan dan juga hak-haknya.
”Karena itu, kalau kita belajar dari sikap nabi setelah Isra dan Mi'raj, kemudian nabi membangun kota Madinah dengan Piagam Madinah ini artinya bahwa nabi meletakkan dasar berbangsa dan bernegara yang bisa mengayomi semua anak bangsa, baik yang berbeda agama maupun berbeda suku,” jelasnya. (Ant/OL-09)
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
Saat ini kita harus mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat langkah strategis mengatasi radikalisme.
KEPALA Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menegaskan pentingnya peran pengajar dalam menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila secara holistik.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengungkapkan Magelang Kebangsaan Fun Run 2025 bukan sekadarperlombaan lari, tetapi Jadi Simbol Persatuan dan Semangat Pancasila
SEBANYAK tujuh pemuda-pemudi purna paskibraka terpilih dilantik dan dikukuhkan sebagai Pelaksana Duta Pancasila Paskibraka Indonesia (DPPI) Kota Yogyakarta untuk masa jabatan 2025–2029
Salah satu alasan di balik usulan penyempurnaan konstitusi, yakni terkait dengan pemantapan ideologi Pancasila.
MOMEN Mei-Juni penting untuk disegarkan kembali.
Reformasi KUHAP harus lepas dari warisan kolonial dan menjadikan Pancasila sebagai asas utama hukum acara pidana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved