Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Akademisi Kesehatan Dituntut Aktif Edukasi Soal Covid-19

Mediaindonesia
09/3/2021 15:35
Akademisi Kesehatan Dituntut Aktif Edukasi Soal Covid-19
Mural sosialiasi protokol kesehatan Covid-19(MI/M Irfan)

PARA Akademisi dan Praktisi kesehatan diharapkan untuk aktif terlibat dalam melakukan edukasi penanggulangan penyebaran covid-19 kepada masyarakat.

Hal itu disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Prof. dr. Agus Suwandono, Selasa (9/3). Menurutnya, para akademisi dan praktisi kesehatan punya kompetensi dan pahamanan keilmuan yang tidak perlu diragukan dalam penanggulangan pandemi Covid-19.

"Tetapi terkadang cara penyampaiannya yang terlalu akademis belum bisa ditangkap oleh semua elemen masyarakat," ujar Penasehat Indonesia One Health University Network (Indohun) tersebut.

Persoalan komunikasi inilah yang menurut Agus membuat respon berbeda di tataran masyarakat. "Ada yang mendukung, patuh menjalankan protokol kesehatan. Tetapi, ada yang acuh-tak acuh, tidak peduli sehingga merusak program dan kebijakan penanggulangan covid-19 yang tengah dilakukan pemerintah," ujarnya.

Untuk itulah, lanjut Agus, pihaknya menggagas pelatihan komunikasi bagi para ahli kesehatan dan akademisi dari Universitas seluruh Indonesia agar nantinya mampu berkontribusi maksimal dalam melakukan edukasi penanggulangan penularan covid-19 di masing-masing daerah dan lingkungannya.

Indohun bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta United States Agency for International Development (USAID) menggagas pelatihan komunikasi lebih dari 100 praktisi dan akademisi di bidang kesehatan yang terbagi dalam tiga kelompok.

Baca juga: Menaker: Pekerja Patuhi Prokes Jika Bepergian Saat Long Weekend

"Agar para akademisi dan praktisi kesehatan bisa berkomunikasi resiko yang benar serta mudah dimengerti. Berbasis fakta dan penelitian namun disampaikan dengan bahasa yang populer. Juga bagaimana mengadvokasi para tokoh dan aparat pemerintah untuk memberikan pemahaman yang baik tentang covid-19," tukasnya.

Sementara itu, Firman Hidayat, perwakilan dari Dirjen Dikti menyatakan bahwa pelatihan ini bisa memberikan pengetahuan dalam berkomunikasi bagi para pakar kesehatan ini saat situasi covid-19. "Bagaimana agar mampu mengedukasi masyarakat untuk penanganan dan pencegahan penularan covid-19," tuturnya.

Menurutnya, para pakar harus terlibat dalam edukasi masyarakat agar bisa meminimalisasi kecemasan-kecemasan yang disebabkan maraknya informasi hoaks atau infodemic tentang Covid-19.

"Praktisi dan akademisi kesehatan harus aktif mengedukasi masyarakat menjadi influencer bagi lingkungan dan daerah masing-masing. Karena para akademisi ini sangat kompeten dan kredibel untuk menjelaskan mengenai upaya menghadapi pandemi covid-19. Tinggal bagaimana cara penyampaiannya,"  tutur Firman.

Sementara itu, Trainer dari Rumah Komunikasi Firman Kurniawan Sujono menyampaikan bahwa para akademisi dan praktisi kesehatan ini memiliki kekuatan sebagai narasumber yang memiliki informasi yang valid dan
relaible.

"Memiliki positioning yang kuat sebagai dosen maupun dekan untuk memanfaatkan saluran komunikasi secara maksimal. Tetapi dengan penyampaiannya mudah dimengerti masyarakat umum, agar mampu menyampaikan komunikasi resiko yang layak, sehingga masyarakat meningkat kesadarannya terhadap pandemi," tutur Pakar Komunikasi dan Budaya Digital ini. (Ant/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya