Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
AKTIVITAS belajar dan bermain memang bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Sebab hal itu bisa mengasah kreativitas dan kemampuan motorik mereka. Namun, saat belajar dan bermain, risiko terjadinya luka pada anak juga meningkat.
Hal tersebut dikatakan Dokter Spesialis Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A dalam dalam acara bertajuk Seberapa Penting Proteksi Terhadap Tumbuh Kembang Anak yang digelar Hansaplast bekerjasama dengan komunitas Tentang Anak. Acara itu sendiri bertujuan memberikan edukasi mengenai pentingnya membangun perlindungan bagi anak (secure parenting) dan perawatan luka sebagai salah satu bentuk perlindungan untuk menurunkan resiko infeksi sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang lebih optimal.
Baca juga: Mendongeng Bisa Tumbuhkan Motivasi dan Kecerdasan Anak
"Salah satu langkah optimalisasi stimulasi perkembangan anak, kita harus membiarkan anak bergerak bebas dan eksplorasi lingkungan sekitarnya. Tugas kita, memastikan lingkungan si Kecil aman dari segara bahaya. Namun terkadang, kecelakaan kecil tak bisa dihindari, seperti terjatuh dan anak mengalami luka lecet. Jika itu terjadi, tugas kita sebagai orang tua untuk memahami dan mengartikulasi perasaan anak. Dengan kita memahami anak, anak akan merasa lebih aman dan lebih berani mengeksplor lingkungannya kembali," ujar dr Mesty.
Dalam hal perawatan luka pada anak, dr. Mesty menuturkan bahwa masih banyak beredar mitos keliru misalnya mitos luka yang dibiarkan terbuka dan kering akan cepat sembuh. Padahal, luka yang dibiarkan terbuka sering kali dapat memperbesar resiko terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Karena itu, penting sekali untuk menjaga kebersihan dan kelembaban daerah luka dengan membersihkan luka dan membalut luka supaya proses penyembuhan luka lebih cepat dan baik.
Untuk itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui perawatan luka yang tepat agar tidak terjadi infeksi berlanjut, dan mengetahui seputar proteksi anak agar tidak menimbulkan trauma yang dapat mempengaruhi optimalisasi tumbuh kembang anak.
Terkait dengan perawatan luka yang tepat, Hansaplast kini telah dilengkapi Bacteria Shield. Hansaplast mengajak orang tua untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan luka yang tepat agar terhindar dari resiko infeksi berlanjut.
“Sudah lebih dari 100 tahun, Hansaplast mendampingi perawatan luka seluruh keluarga, memberikan dukungan dan perlindungan disaat mereka membutuhkan. Kami memahami bahwa luka, sekecil apapun, dapat menganggu aktivitas dan mengurangi momen kebersamaan. Terutama dengan adanya resiko infeksi berlanjut bahkan pada luka terkecil sekalipun. Sebagai pelopor Plester perawatan luka, Hansaplast kini mempersembahkan generasi terbaru Plester di Indonesia sebagai bentuk lebih lanjut komitmen kami pada perlindungan dan perawatan luka, yaitu Hansaplast Plester dengan Bacteria Shield," ujar Marketing Director Hansaplast, Dr. Christopher Vierhaus.
"Seluruh rangkaian plester dengan Bacteria Shield telah teruji dapat menghalang kotoran dan bakteri, yang berarti luka akan mendapatkan perlindungan optimal dan kondisi yang ideal untuk proses penyembuhan tanpa resiko komplikasi. Tidak hanya itu, kami juga meningkatkan edukasi perawatan luka yang dirancang khusus pada kemasan untuk membantu konsumen memahami langkah perawatan luka yang tepat, serta memaksimalkan keberlangsungan lingkungan melalui penggunaan FSC paper pada seluruh kemasan. Rangkaian inovasi ini kami lakukan untuk meningkatkan perlindungan terbaik dari Hansaplast bagi seluruh keluarga Indonesia," lanjutnya.
“Kami berharap, kehadiran Hansaplast Plester dengan Bacteria Shield dapat berkontribusi dalam perawatan dan perlindungan luka untuk seluruh keluarga Indonesia, serta meningkatkan kesadaran keluarga Indonesia mengenai pentingnya pemilihan produk perawatan luka yang tepat, sehingga dapat menurunkan resiko infeksi dan keluarga Indonesia dapat lebih tenang saat berkegiatan eksplorasi belajar dan bermain bersama,” ujar Dr. Christopher Vierhaus. (RO/A-1)
Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas.
Peran dominan ibu penting diterapkan terutama bagi anak yang diasuh dalam lingkup keluarga lebih besar melibatkan nenek, kakek, atau pengasuh lainnya.
Program pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya menjangkau anak usia sekolah yang bersekolah maupun tidak bersekolah di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Roblox merupakan platform gim daring yang memungkinkan pengguna, termasuk anak-anak, untuk memainkan dan membuat gim sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved