Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
OLAHRAGA merupakan salah satu pilar hidup sehat selain pemenuhan nutrisi, istirahat cukup, dan pengendalian stres. Agar membawa manfaat maksimal, olahraga perlu dilakukan secara benar.
Untuk itu, informasi yang valid terkait olahraga sangat dibutuhkan sebagai panduan. Namun sayang, ada sejumlah mitos terkait olahraga yang kerap membingungkan masyarakat.
Apa saja mitos-mitos itu dan seperti apa fakta yang sebenarnya? Berikut penjelasan Health and Nutrition Science Nutrifood, Rendy Dijaya Muliadi, S.Si, dalam forum edukasi Nutriclass yang digelar secara virtual oleh Nutrifood dan Aliansi Jurnalis Independen beberapa waktu lalu.
“Pertama, mitos bahwa olahraga harus dilakukan setiap hari. Ini tidak benar, sebab tubuh butuh istirahat paling tidak satu hari dalam sepekan untuk memulihkan otot,” terang Rendy pada kegiatan bertema Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Tidur serta Olahraga itu.
Ia menjelaskan, Badan kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan panduan jadwal olahraga yang baik. Yakni mencakup olahraga aerobik (seperti jalan dan lari) intensitas sedang 30 menit sehari, dilakukan 5 kali dalam sepekan, atau 150 menit per minggu.
Lalu, olahraga aerobik intensitas tinggi 25 menit per hari, 3 kali dalam sepekan, atau 75 menit per minggu. Serta olahraga beban 2 kali per minggu.
Mitos selanjutnya, olahraga di sore hari lebih bermanfaat daripada pagi hari. Sejauh ini belum ada penelitian yang dapat menyimpulkan bahwa olahraga di waktu tertentu memberikan manfaat lebih baik.
“Yang penting adalah konsistensi dan enjoy. Juga diimbangi dengan asupan nutrisi dan istirahat cukup,” imbuh Rendy dalam keterangan pers, Selasa (16/2).
Berikutnya, mitos semakin berkeringat menandakan olahraga semakin baik. Faktanya, pengeluaran keringat berbeda-beda antarindividu, bergantung faktor-faktor seperti jenis kelamin, genetik, kondisi lingkungan, dan jenis pakaian.
Lalu, mitos yang sangat populer: no pain, no gain. Banyak yang meyakini, kalau tidak nyeri atau pegal sesudah olahraga, berarti olahraga kurang efektif. Padahal, olahraga yang tidak menyebabkan pegal, seperti jalan santai, bersepeda, dan jogging juga memberi manfaat kesehatan yang berarti, tentunya selama durasinya memenuhi standar.
Mitos lain, perempuan jangan angkat beban, nanti ototnya membesar seperti laki-laki. Faktanya, laki-laki dan perempuan berbeda secara fisiologis. Laki-laki memiliki hormon testosteron yang lebih banyak sehingga lebih mudah membentuk otot dari pada perempuan.
“Jadi perempuan jangan takut olahraga beban. Lagi pula, manfaat angkat beban banyak sekali. Seperti, meningkatkan kekuatan tubuh, membantu pembakaran lemak, memperkuat tulang, dan mencapai body goal yang lebih ideal,” papar Rendy.
Bagaimana dengan sit up yang diyakini efektif membakar lemak lokal di perut? Ini juga mitos. Menurut Rendy, sejauh ini belum ada penelitian yang menyimpulkan olahraga dengan menargetkan bagian tubuh tertentu dapat membakar lemak pada bagian tersebut secara khusus.
“Yang pasti, latihan yang terfokus pada suatu bagian tertentu bermanfaat untuk perkembangan otot di bagian tersebut.”
Mitos dan Fakta Seputar Tidur
Selain yang terkait olahraga, ada pula mitos seputar tidur. Misalnya, mendengkur dianggap penanda tidurnya pulas dan artinya baik. Padahal, mendengkur terjadi akibat aliran udara pernapasan melewati jalur pernapasan di tenggorokan sehingga jaringan sekitar bergetar hingga keluar bunyi dengkuran.
Jadi, tidak berhubungan dengan kepulasan tidur. Pada sejumlah kasus, mendengkur justru merupakan indikasi gangguan kesehatan yang disebut sleep apnea.
“Dalam tidurnya, penderita sleep apnea bisa mengalami periode sumbatan napas beberapa kali sehingga sering terbangun di antara waktu tidurnya. Hal ini jelas mengganggu kualitas tidur, saat bangun pagi tidak merasa segar, dan sering mengantuk sepanjang hari. Sleep apnea bisa menyebabkan gangguan kesehatan lain yang berbahaya sehingga perlu segera ke dokter,” terang Rendy.
Bagaimana dengan tidur siang, apakah benar-benar membawa manfaat? Ternyata memang demikian faktanya. Tidur siang membuat tubuh lebih segar dan berenergi. Tapi jangan terlalu lama, cukup 20-an menit.
“Tidur siang yang terlalu lama justru membuat kita kurang fokus saat bangun dan dapat mengganggu waktu tidur di malam hari,” pungkas Rendy. (Nik/OL-09)
Empat pesepakbola wanita berdarah Belanda resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) untuk memperkuat Timnas Sepak Bola Putri Indonesia.
Menpora menegaskan urgensi kerja sama multilateral untuk membangun ekosistem olahraga yang inklusif, beretika, dan berorientasi pada kemajuan bersama.
Kebiasaan duduk terlalu lama tanpa aktivitas fisik yang cukup dapat membuat otot Anda kaku.
AKTIVITAS olahraga sekaligus aksi sosial penggalangan dana untuk beasiswa bagi yang kurang mampu merupakan hal mulia.
Louise menerangkan konsep Juicy Padel lahir dari semangat menyajikan launching produk yang tidak hanya stylish, tetapi juga aspiratif dan mengangkat gaya hidup sehat modern.
Cinta Brian dan Gisel tampak menikmati dan fokus melakukan gerakan pilates tersebut.
Penemuan ilmiah terbaru mengungkap kenyataan mengejutkan: penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), bukanlah momok eksklusif zaman modern
Penggunaan skincare saja tidak cukup mencegah dan mengatasi sejumlah permasalahan kulit seperti bekas jerawat, penuaan dini, hiperpigmentasi, dan lainnya.
Selain atmosfernya yang menarik, Social Garden juga terkenal dengan koktail yang disajikan dengan keahlian.
Pola gaya hidup lebih penting untuk dikendalikan daripada hanya mengendalikan faktor genetik karena anak akan mengikuti kebiasaan aktivitas dan apa yang dikonsumsi orangtua.
Kesadaran akan pentingnya keseimbangan hidup kini mendorong masyarakat untuk menjalani gaya hidup yang lebih terstruktur dan berkelanjuta
Kebiasaan duduk dan rebahan terlalu lama ternyata tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan fisik, tetapi juga berisiko menyebabkan penyusutan otak
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved