Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tren Terkini Generasi Pandemi Peduli Lingkungan

Mediaindonesia.com
09/2/2021 13:28
Tren Terkini Generasi Pandemi Peduli Lingkungan
Petugas memberi makan orang utan koleksi Solo Zoo kepada Tori (kanan) dan anaknya Justin (kiri) di danau setempat, Solo, Jateng.(Antara/Maulana Surya.)

TREN kekinian di kalangan milenial dan generasi Z telah berubah, dari eksploitasi alam habis-habisan pada penyelamatan lingkungan dan pelestariannya. Kesadaran ekologis bahwa manusia bukanlah penghuni sendiri alam ini. Apalagi dunia sedang berubah akibat pandemi dengan perubahan cepat yang disruptif.

Itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno di sela-sela acara pameran kreatif para siswa UniSadhuGuna, Selasa (9/2). Menurutnya, angkatan pandemi ini mendapat tantangan unik yang akan membentuk karakter unggul, yaitu karakter kreatif dan tahan banting, sadar lingkungan dan kesehatan, serta survive through digital. Tiga karakter ini adalah modal untuk meraih sukses melangkah masa depan.

"Sejak hari ini tanamkan kepada diri untuk lulus menjadi creator, jadi entrepreneur. Jangan hanya cari kerja, tapi ciptakan lapangan pekerjaan lewat sentuhan kreatif kita," tambah Sandiaga.

Pada 2020, ekonomi kreatif Indonesia menyumbang lebih dari tujuh persen PDB nasional. Inovasi perekonomian menjadi terpacu dengan kegiatan-kegiatan didasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat. Sekitar 18% kaum muda berusia antara 16-30 tahun, aktif di beberapa sektor yang menjadi sorotan mulai dari film, kerajinan, mode, periklanan, dan seni pertunjukan.

Sandiaga hadir pada Pameran Karya Kreatif dan Ajang Penggalangan Dana diadakan secara virtual dengan melibatkan Uniprep Junior College (UJC) dan UIC College yang berada di bawah naungan PT UniSadhuGuna bekerja sama dengan BOSF (Borneo Orangutan Survival Foundation) atau Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo. Yayasan yang menitikberatkan pada kelestarian orangutan ini sudah dibentuk sejak 1991, tapi dengan nama berbeda yaitu Proyek Konservasi Orangutan. Pada 2003 hingga kini namanya berubah menjadi The Borneo Orangutan Survival Foundation atau lebih dikenal dengan BOS Foundation.

Ia menyampaikan rasa bangga atas kreativitas para siswa yang ditampilkan hari ini dan agar mengutamakan kelestarian, lingkungan, dan pariwisata berkelanjutan. "Saya bangga dan yakin bahwa mata air keberlanjutan bangsa ini masih ada di tangan kalian semua (para siswa) the class of pandemic survivor."

Acara yang melibatkan siswa UJC & UIC College dari program Business, Graphic Design, Sound Design, dan Fashion Design dari empat kampus UniSadhuGuna di Jakarta & Tangerang itu merupakan wujud kepedulian UniSadhuGuna untuk ikut serta menyelamatkan orangutan di tengah pandemi covid-19 dan melestarikan satwa alam yang keberadaannya terancam punah. UniSadhuGuna berharap dapat memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat Indonesia dan dunia tentang pentingnya menjaga kelestarian orang utan dengan cara pengembangan ekonomi kreatif sebagai bagian dari ekosistem.

"Kegiatan konservasi tidak harus selalu langsung terjun ke hutan. Bisa dilakukan dengan hal menyenangkan dan kreatif. Bertemu dengan pakar dan ahli di bidangnya, belajar dari pengalaman dan mempraktikkannya merupakan salah satu wadah untuk memperkaya pengetahuan para siswa kami," ujar Adhirama Gumay selaku Presiden Direktur PT UniSadhuGuna.

Acara itu pun dimanfaatkan dengan cara menjual dan mempertunjukkan hasil karya mereka sebagai bagian dari tujuan program akademik. Contohnya, Real Client Project yaitu murid-murid diberikan ruang gerak untuk menggali potensi mereka dengan cara melihat dunia luar. Cara mengimplementasikan pengembangan yang berawal dari gagasan, ide, dan pemikiran sampai mampu menjadikan produk yang bernilai dan berdaya jual tinggi.

CEO BOS Foundation Jamartin Sihite menyampaikan bahwa BOS Foundation menyambut baik kolaborasi ini. "BOS Foundation selalu percaya bahwa konservasi adalah upaya bersama. Dengan keikutsertaan generasi muda, terutama dalam kegiatan peningkatan pengetahuan melalui kegiatan ini, BOS Foundation percaya bahwa keberlanjutan program konservasi orangutan dan habitatnya akan selalu terjaga."

Saat ini populasi orang utan di Kalimantan dan Sumatra terus mengalami penurusan secara cepat, lebih dari 50%. Saat ini dari 230.000 menjadi 100.000 jumlahnya. Padahal, keberadaan orang utan sangatlah dibutuhkan untuk kelangsungan ekosistem hutan yang baik. Jika tak ada orang utan, tidak ada penjaga hutan. Tidak ada hutan, tidak ada oksigen alami yang dibutuhkan untuk semua makhluk hidup. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya