Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BUAH Kelengkeng varietas unggul berhasil dikembangkan peneliti Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta. Kelengkeng tersebut dinamai Kelengkeng Super Sleman.
"Keunggulan Kelengkeng Super Sleman ini adalah memiliki ukuran buah relative lebih besar dengan daging buah tebal, tetapi memiliki biji kecil," papar peneliti kelengkeng super sleman dari Fakultas Biologi UGM, Prof Budi S Daryono, Kamis (4/2).
Kelengkeng tersebut potensial dibudiayakan di dataran rendah hingga sedang, mulai dari pesisir pantai hingga dataran menengah. Cocok ditanam di ketinggian sekitar 700 dpl. Bahkan, kelengkeng tersebut juga dapat dikembangkan di lahan karst.
Budi menjelaskan, kelengkeng super sleman telah dikembangkan sejak 2015 silam. Kelengkeng ini berasal dari persilangan antara kelengkeng KD dengan kelengkeng LD, sedangkan pangkal steknya menggunakan kelengkeng lokal.
"Kelengkeng jenis ini memiliki cita rasa manis dengan kadar gula 22-23 brix," lanjut dia. Berat perbuah mencapai 9,74-10 gram dengan diameter biji 1,1-1,3 cm, dan berat biji 0,96-1,53 gram.
Varietas kelengkeng Super Sleman ini dapat berbuah sepanjang waktu atau tidak terpengaruh musim dengan pemberian induksi fitohormon/POC untuk pembungaan dan pembuahan. Dalam sekali panen, satu pohon berusia 2 tahun bisa menghasilkan 2-4 Kg, sedangkan yang berusia 3 tahun 4-6 Kg.
"Setelah umur 4 tahun akan mencapai 10-25 kg/pohon tergantung jumlah pembungaan dan penyerbukan menjadi buah," terang Dekan Fakultas Biologi UGM ini.
Kelengkeng Super Sleman ini memiliki pangsa pasar yang luas untuk dibudidayakan. Varietas ini juga telah lama dibudidayakan oleh masyarakat binaan Fakultas Biologi UGM di Condongcatur Sleman Yogyakarta, Kemadang Gunungkidul, Hargowilis KulonProgo, serta Balikpapan Kalimantan Timur. (OL-13)
Baca Juga: Si Gundul dari Lereng Rinjani, Durian Tanpa Duri di Dunia
Masih banyak orang tua yang masih membekali anak ketika sekolah dengan dengan sajian instan/fast food. Meksipun dianggap praktis, bekal tersebut tentu kurang sehat.
IDAI menyarankan agar orang tua memberikan banyak buah-buahan yang kaya akan air kepada anak-anak yang tinggal di perkotaan dengan tingkat polusi udara yang tinggi.
Usus merupakan organ imunitas terbesar. Sebanyak 60%-70% sel imunitas ada di usus.
Jika tubuh kekurangan antioksidan untuk menyeimbangi jumlah radikal bebas yang diproduksi, maka tubuh akan mengalami stres oksidatif.
Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya stroberi dan jeruk ternyata dapat mencegah dan mengatasi kurang darah atau anemia.
Gerakan membagi bibit seperti nangka, sirsak, sukun, jambu, duren, matoa, pepaya, sawo dan juga kelor adalah solusi praktis perbaikan gizi bagi rakyat desa
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved