BUPATI Sleman Sri Purnomo terkonfirmasi positif covid-19 setelah divaksinasi. Dia mendapat suntikan vaksin pada 14 Januari dan dinyatakan terinfeksi covid-19 pada 20 Januari.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Faqih menjelaskan dalam proses penyuntikan vaksin tahap pertama belum terbentuk antibodi. Itu merupakan bagian penyiapan sel tubuh, sehingga belum terbentuk imunitas.
"Kalau cuma suntik pertama tidak terbentuk antibodi pada tubuh. Itu resikonya apalagi jika jarak suntik pertama dan kedua jauh, bisa harus diulang," ungkap Daeng dalam diskusi virtual, Rabu (27/1).
Baca juga: Varian Baru Covid-19 tidak Pengaruhi Efektivitas Vaksin Sinovac
Menurutnya, setiap orang yang sudah menjalani vaksinasi harus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Sebab, tubuhnya belum membentuk antibodi. Kasus terpapar covid-19 setelah divaksin pertama kali, bisa saja terjadi.
"Wajar positif covid-19 setelah divaksin pertama. Karena belum ada imunitas. Bahkan, setelah terbentuk antibodi juga disarankan menerapkan protokol kesehatan," pungkas Daeng.
Dia pun tidak memungkiri bahwa vaksin yang diciptakan manusia memiliki kekurangan atau tidak sempurna 100%. "Supaya jadi sempurna dan paripurna, vaksinasi dilakukan dan protokol kesehatan juga dilakukan. Jadi double cover dan proteksi," imbuhnya.
Baca juga: Presiden Kenakan Singlet Agar Vaksinasi Lebih Mudah
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa belum ada obat spesifik yang mampu menyembuhkan covid-19. Sekalipun ada obat yang bisa memperkuat daya tahan tubuh dan fungsi organ tubuh.
"Obat itu supaya fungsi tubuh kita bagus. Kita mengalahkan virus dan virusnya mati duluan. Tetapi obat untuk membunuh virus belum ditemukan. Sehingga yang bijaksana bagi kita, kalau bisa kita tidak sakit. Jadi pencegahan harus betul-betul," tutupnya.(OL-11)