MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim program 3T (testing, tracing dan treatment) yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi pandemi covid-19 sudah berjalan optimal.
“Secara mingguan, pada periode 10 Januari-16 Januari, sekitar 288.137 orang dilakukan test. Standar WHO adalah 10% per seribu orang. Tentu minimalnya Indonesia sudah mencapai 107,69% dari yang dipersyaratkan WHO,” ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (21/1).
Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), menyebut optimalnya program 3T yang dijalankan pemerintah juga tecermin lewat data. Indonesia dikatakannya memiliki jumlah kasus covid-19 mencapai 939.948 orang, dengan 15,9% merupakan kasus covid-19 aktif.
Baca juga: Pengusaha Ingin Vaksinasi Mandiri, Menkes Beri Tiga Syarat
Dari jumlah orang terpapar virus covid-19, sekitar 81,2% sudah sembuh. Adapun tingkat kematian akibat covid-19 di Indonesia tercatat 2,9%. Persentase itu masih berada di atas standar global.
“Sehingga 3T ini, saya garis bawahi treatment, pelayanan kesehatan, ini Menkes membuat surat edaran untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit. Baik itu milik pemerintah, pemda maupun BUMN, untuk menyediakan rumah sakitnya 30% untuk menerima pasien covid-19,” pungkas Airlangga.
Dia menambahkan pelaksanaan 3T akan lebih optimal jika masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari mengenakan masker, menjaga jarak, hingga mencuci tangan (3M). Dengan begitu, amunisi lain seperti program vaksinasi, akan menghasilkan dampak signifikan dalam menekan laju penyebaran virus.
Baca juga: Menko Airlangga Sembunyikan Kondisi Kesehatan dari Istana
Peningkatan jumlah kasus aktif dalam beberapa waktu terakhir tentu berdampak pada ketersediaan tempat tidur di rumah sakit dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, lanjut Airlangga, pemerintah akan meningkatkan langkah treatment melalui penyediaan obat-obatan dan menambah ketersediaan plasma konvalesen.
“Donor plasma konvalesen ini sangat diperlukan. Karena kita yang sembuh ada 764.708 orang. Penting gerakan plasma konvalesen ini untuk terus didorong. Kalau 10% dari penyintas covid-19, maka jumlahnya 76 ribu. Ini tentu sangat bisa menyelamatkan jiwa,” tandasnya.(OL-11)