Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Basarnas Serahkan Kotak Hitam ke KNKT

Insi Nantika Jelita
13/1/2021 05:10
Basarnas Serahkan Kotak Hitam ke KNKT
Flight data recorder (FDR) yang merupakan bagian dari kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 diperlihatkan di Pelabuhan JICT 2.(MI/BRIYANBODO HENDRO)

BADAN Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) kemarin resmi menyerahkan kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Kotak hitam jenis FDR (flight data recorder) itu ditemukan oleh tim SAR gabungan pada pukul 14.00 WIB di sekitar perairan Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu. Adapun cockpit voice recorder (CVR) yang merupakan bagian lain dari kotak hitam masih dalam pencarian.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, setelah menerima kotak hitam, pihaknya akan mengunduh data dari FDR. “Alhamdulillah, black box ini salah satunya yaitu flight data recorder telah ditemukan. Kami mohon doanya agar pengunduhan data berjalan lancar,” jelasnya di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, kemarin.

Soerjanto menjelaskan, pihaknya akan memberi konfirmasi kepada publik atas hasil pembacaan data FDR. “Kami membutuhkan waktu dua hingga lima hari baru bisa mengunduh data. Apakah data ini bisa terbaca atau tidak, kami akan sampaikan ke media, dan jika bisa dibuka, isinya seperti apa,” pungkasnya.


Tidak meledak di udara

KNKT kemarin juga melaporkan perkembangan terbaru soal kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Pesawat tersebut diduga tidak meledak di udara sebelum terjatuh ke laut.

Dalam penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Soepadio, Pontianak, pada 9 Januari 2021, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB menuju arah barat laut. Pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, lalu pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.

Rekaman data sampai dengan 250 kaki itu megindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. “Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air. Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air,” tutur Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangan resmi, kemarin.

Data itu dikumpulkan dari radar (ADS-B) milik Perum LPPNPI (Airnav Indonesia). Data lapangan lain yang didapat KNKT berasal dari KRI Rigel. (Ins/Ykb/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya