Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) kemarin resmi menyerahkan kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Kotak hitam jenis FDR (flight data recorder) itu ditemukan oleh tim SAR gabungan pada pukul 14.00 WIB di sekitar perairan Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu. Adapun cockpit voice recorder (CVR) yang merupakan bagian lain dari kotak hitam masih dalam pencarian.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, setelah menerima kotak hitam, pihaknya akan mengunduh data dari FDR. “Alhamdulillah, black box ini salah satunya yaitu flight data recorder telah ditemukan. Kami mohon doanya agar pengunduhan data berjalan lancar,” jelasnya di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, kemarin.
Soerjanto menjelaskan, pihaknya akan memberi konfirmasi kepada publik atas hasil pembacaan data FDR. “Kami membutuhkan waktu dua hingga lima hari baru bisa mengunduh data. Apakah data ini bisa terbaca atau tidak, kami akan sampaikan ke media, dan jika bisa dibuka, isinya seperti apa,” pungkasnya.
Tidak meledak di udara
KNKT kemarin juga melaporkan perkembangan terbaru soal kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Pesawat tersebut diduga tidak meledak di udara sebelum terjatuh ke laut.
Dalam penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Soepadio, Pontianak, pada 9 Januari 2021, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB menuju arah barat laut. Pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, lalu pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.
Rekaman data sampai dengan 250 kaki itu megindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. “Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air. Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air,” tutur Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangan resmi, kemarin.
Data itu dikumpulkan dari radar (ADS-B) milik Perum LPPNPI (Airnav Indonesia). Data lapangan lain yang didapat KNKT berasal dari KRI Rigel. (Ins/Ykb/X-11)
Kegiatan ini diadakan dalam rangka meningkatkan pengamanan dan kesiapsiagaan pada libur Natal dan Tahun Baru 2024 di kawasan objek wisata.
Posisi pesawat SJ182 setelah hilang kontak berada di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, dengan maksimal kedalaman sekitar 20 meter-23 meter.
"CVR belum kita temukan. Yang beredar baru casing, bungkusnya."
Ia mengaku masih ada beberapa faktor untuk melanjutkan pencarian. Pertama, hingga Minggu (17/1) pagi, instrumen pesawat seperti Cokcpit Voice Recorder (CVR) belum ditemukan
Tim DVI Polri masih terus mengidentifikasi sebagian kantong jenazah yang telah diterima sejak Rabu (20/1). Pemeriksaan DNA juga terus berjalan.
Hari ini (21/1) merupakan operasi terakhir tim SAR gabungan dalam pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Pencarian pesawat dan korban kecelakaan tersebut telah dimulai sejak (9/1) lalu.
Ada informasi dari nelayan terdengar suara ledakan di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Polisi masih memastikan kebenaran informasi tersebut.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengerahkan tujuh kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) untuk membantu pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Seluruh kapal telah bergerak menuju lokasi yang disinyalir menjadi titik koordinat terakhir SJ-182.
Satu posko di Terminal 2D Kedatangan Bandara Soekarno-Hatta, satu Bandar Udara Supadio, Pontianak, dan satu lagi di kantor pusat Sriwijaya Air.
PMI telah menyiapkan 100 relawan untuk membantu evakuasi korban pesawat Sriwijaya Air kode penerbangan SJ182 yang hilang kontak, Sabtu (9/1) sore.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved