Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
BADAN Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berharap data uji klinis vaksin covid-19 Coronavac buatan Sinovac, bisa segera rampung dan dievaluasi.
Apabila vaksin Sinovac memenuhi syarat keamanan, khasiat dan mutu, izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) bisa segera diterbitkan. Dalam hal ini, sebelum jadwal vaksinasi yang direncanakan pemerintah pada Januari 2021.
"Kami berupaya mengevaluasi setelah data kami terima. Diharapkan sebelum jadwal pelaksanaan vaksinasi dilakukan, EUA dapat diterbitkan," jelas Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari BPOM Lucia Rizka Andalusia di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (4/1).
Baca juga: Ini Rincian Jumlah Vaksin yang Diterima 32 Provinsi
Lucia mengatakan untuk mempercepat perizinan, BPOM menerapkan rolling submission. Data yang dimiliki industri farmasi dapat disampaikan secara bertahap.
Sampai saat ini, BPOM masih menunggu data uji klinis fase 3 di Bandung untuk memastikan khasiat atau efikasi vaksin Sinovac. BPOM juga menggunakan data uji klinis Sinovac di Brasil dan Turki sebagai dasar persetujuan EUA.
"Setelah kita mendapatkan data tersebut, dapat diberikan persetujuan penggunaan. Untuk efektivitas vaksin kita terus memantau kemampuan vaksin dalam menurunkan kejadian penyakit di masyarakat dalam jangka waktu lama. Jadi, efektivitas vaksin diukur secara luas di masyarakat pada kondisi yang nyata," papar Lucia.
Baca juga: Menlu: Izin Vaksin AstraZeneca di RI Bisa Lebih Cepat
Terkait mutu vaksin Sinovac, BPOM dikatakannya telah melakukan evaluasi terhadap bahan baku, proses pembuatan, hingga produk jadi sesuai dengan standar penilaian internasional. Adapun pengecekan mutu melalui inspeksi langsung ke lokasi produksi.
"Berdasarkan hasil evaluasi mutu yang telah dilakukan, BPOM dapat memastikan bahwa vaksin ini tidak mengandung bahan berbahaya. Misalnya, pengawet boraks dan formalin," imbuhnya.
Diketahui, Indonesia sudah mendatangkan vaksin Sinovac sebanyak 3 juta dosis. Vaksinasi covid-19 tahap pertama diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.(OL-11)
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
16.450 dosis vaksin covid-19 Sinovac dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk program vaksinasi yang terkait pelayananan publik.
"Pemerintah berkomitmen menyediakan setiap dosis vaksin yang efektif serta aman,"
"Untuk itu masyarakat yang merasa nyaman untuk menggunakan vaksin Sinovac, kami membuka peluang vaksin tersebut untuk bisa digunakan juga sebagai vaksin booster,"
Yahya menjelaskan kewajiban itu diatur dalam Undang-Undang tentang Jaminan Produk Halal dan UU tentang Perlindungan Konsumen.
Hal ini menunjukkan pentingnya pemberian booster bagi mereka yang telah menerima vaksin sebelumnya.
Berdasarkan data resmi Tiongkok, sebanyak 88% masyarakat Tiongkok telah menerima vaksin dosis kedua dan 659 juta orang telah menerima booster.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved