Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
ANAK-ANAK itu duduk bersila membentuk setengah lingkaran. Mereka terpana mendengarkan seorang pria di hadapan mereka yang sedang asyik mendongeng. Sesekali mereka tertawa jika ada celoteh lucu dari si penutur tadi. Itulah selintas yang terlihat ketika Resha Rashtratiji ketika sedang mendongeng. Terkadang dia membawa buku atau alat musik dalam melakukan aktivitasnya tersebut sehingga menarik perhatian. Apalagi temanya dekat dengan keseharian anak-anak, misalnya tentang binatang atau tumbuhan.
Kata Resha, inilah cara dia mengenalkan alam kepada anak-anak. Dari kegiatan rutin yang dilakukannya ini, ia berharap anak-anak memiliki pemahaman tentang isu lingkungan sehingga bisa menumbuhkan kecintaan mereka terhadap alam dan menyayangi satwa yang ada di Indonesia.
Pria kelahiran Jakarta, 16 Oktober 1977, ini memiliki kekaguman terhadap kekayaan alam Indonesia. Dongeng, kata dia, ialah salah satu metode komunikasi yang efektif untuk menanam dan membangun nilai positif pada diri anak-anak. Menurut Resha, sudah saatnya orangtua dan guru juga kembali menggunakan dongeng sebagai medium dalam mendidik anak untuk mencintai lingkungan.
Menurut penuturan Resha, ia menjalani aktivitasnya ini sejak 2003. Saat itu ia terbatasi menerapkan metode dongeng untuk mendidik anak-anaknya di rumah. Baru pada 2010, ia mulai mendongeng untuk kegiatan sosial, seperti lembaga ataupun instansi di berbagai daerah di Indonesia.
“Melalui dongeng, kita dapat mengajak anak-anak bertualang dalam cerita untuk mengenal kekayaan alam dan keunikan budaya Nusantara. Jika mereka mengenalnya sejak dini, kelak muncul kesadaran untuk menjaga dan merawatnya, apa pun profesi mereka saat dewasa nanti,” ujar Resha.
Resha menjelaskan, ada banyak media yang bisa menjadi pelengkap dalam mendongeng, misalkan buku, boneka, dan ragam benda yang ada di sekitar. Selain itu, musik juga memiliki kekuatan untuk menanamkan ingatan kepada anak-anak saat bercerita.
Boneka dari jenis satwa langka khas Nusantara juga bisa menjadi tokoh pengantar dalam cerita untuk mengenalkan kepada anak pentingnya keberadaan hutan dan laut dalam kehidupan.
Resha sering memilih boneka jenis orang utan, gajah, harimau, penyu, hiu, komodo, dan hewan-hewan lain sebagai tokoh dalam cerita. “Saya punya boneka orang utan bernama Otan yang sering saya sertakan ketika bercerita karena secara visual dapat menjadi hal yang membantu anak untuk fokus, ketika digunakan secara tepat,” tambahnya.
Sebelum mendongeng, Resha perlu mempersiapkan bahan cerita dari sejumlah berita/peristiwa yang ia baca, lalu ia menyampaikannya dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti anak-anak sesuai dengan usia dan perkembangannya.
“Mulai hal-hal sederhana yang dekat dalam keseharian, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah, serta bijak menggunakan energi dan air di rumah,” ujarnya.
Resha menyebut, karena kegiatan mendongeng merupakan sebuah gerakan berkelanjutan yang membutuhkan tenaga dan biaya, ia pun menerapkan konsep mendongeng secara profesional untuk mendapatkan profit sekaligus menggulirkan kegiatan-kegiatan sosial di daerah-daerah atau audiensi yang perlu disentuh, tetapi tidak memiliki kemampuan pembiayaan.
Resha pernah mengunjugi puluhan lokasi untuk mendongeng, misalnya di lokasi pengungsian dan di wilayah-wilayah terpencil. “Saya pernah jadi pendampingan anak di Sinabung, Merapi, gempa di Lombok, Palu, dan lain-lain,” ungkapnya.
Menulis buku
Selain mendongeng, Resha juga aktif menulis buku. Kegelisahannya terhadap penurunan populasi orang utan secara drastis akibat deforestasi melahirkan buku berjudul Rumah Orang Utan yang terbit 2016. Dalam buku tersebut, dia mencoba mengenalkan pentingnya peran hutan hujan tropis di Indonesia.
Buku lain karya Resha berjudul Aku Berani Menjaga Diri sebagai kontribusi untuk mendukung gerakan perlindungan anak di Indoneaia.
Resha juga menggagas komunitas dongeng dan literasi bersama teman-temannya, membuat sejumlah program dan kegiatan di Komunitas Dongeng Lagi Dong (@dongenglagidong) untuk melakukan gerakan literasi melalui dongeng dengan visi memunculkan #1rumah1pendongeng di Indonesia.
Komunitas tersebut ia gagas sejak 2014 hingga sekarang. Sudah ada ratusan relawan yang berpartisipasi dalam kegiatan Komunitas Dongeng Lagi Dong. “Kegiatannya pelatihan mendongeng, praktik mendongeng, dan bermain bersama. Lokasinya di perpustakaan, ruang taman hijau dan balai warga,” ujarnya.
Untuk merealisasikan niat baik dengan gerakan mendongeng, menurut Resha, harus ada sinergi dengan berbagai pihak sehingga gerakan baik bisa bergulir dengan luas dan berkesinambungan. “Lembaga atau perusahaan yang memiliki kemampuan pembiayaan dalam hal ini bisa menjadi mitra kerja sama,” kata dia.
Dia mengatakan, saat ini ada beberapa kementerian dan lembaga pemerintah yang sudah paham bahwa dongeng bisa menjadi alat komunikasi yang efektif dan mudah diterima masyarakat. Mereka, kata Resha, sudah mulai men-support dan berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan yang diselenggarakan. “Semoga ke depannya semakin banyak yang mau bermitra,” harapnya. (M-4)
Dengan cara masing-masing, mereka berupaya memberi andil untuk memulihkan bumi yang tengah sakit ini.
Yang ingin dituju Mendekor pun tidak muluk-muluk. Mereka ingin para perajin punya penaikan pendapatan dan bisa merekrut para pekerja lebih banyak.
Sempat salah strategi bisnis, UMKM ini menemukan momentum pertumbuhan dari produk-produk dekorasi.
Lahir sejak Maret 2020 saat pandemi mulai menghantam Indonesia, Dibalik Pandemik hingga kini telah menyalurkan total sekitar Rp100 juta kepada 70-an penerima bantuan.
Gerakan yang diinisiasi perempuan muda ini bertujuan membantu para pekerja di sektor perhotelan dan wisata
Namun, kisah di balik VW dan kesibukan Rahmad yang mesti berjibaku saat menggunakan gelas ukur dan mesin pres kopi dengan hanya sebelah tangan yang bisa digunakan juga tak kalah istimewa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved