Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

80,5% Masyarakat Ingin Subsidi Kuota Internet Dilanjutkan

Suryani Wandari Putri Pertiwi
17/12/2020 18:55
80,5% Masyarakat Ingin Subsidi Kuota Internet Dilanjutkan
Seorang anak sekolah dasar mengerjakan ujian Penilaian Akhir Semester (PAS) dengan sistem daring(ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyalurkan bantuan kuota internet gratis kepada siswa, guru, mahasiswa, dan dosen untuk menunjang pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring.

Penyaluran kuotanya pun telah mencapai 35,7 juta penerima hingga November-Desember. Hal ini pun mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. "Tentu itu bukan angka yang kecil apalagi penyalurannya baru beberapa bulan saja bukan dari awal pandemi," kata Peneliti Utama Arus Survei Indonesia, Budy Sugandi dalam webinar bertajuk Outlook Pendidikan 2021 : Membangun Ekosistem Pembelajaran Daring dan Pentingnya Internet Sehat, Kamis (17/12).

Melalui survey yang diakukannya pada 7-11 Oktober 2020, ia pun mengatakan sebanyak 80,5% masyarakat ingin subsidi kuota internet dilanjutkan sehingga bisa melakukan pembelajaran daring dengan nyaman.

Tak hanya itu, lewat surveinya pembelajaran daring berpoensi terus dilanjutkan meskupin covid sudah usai. "Jadi ada 25-40% dosen dipersilahkan menggunakan pelajaran daring, diluar covid. Sebelum covid ini, bisa dikatakan tidak ada dosen dan guru yang manfaatkan hal tersebut," katanya.

Baca juga: Penyaluran Subsidi Kuota Gratis Tahun Depan Dievaluasi

Hal ini menurutnya sejalan dengan bermunculannya platform pembelajaran daring maupun video call. Ia merinci, platform belajar yang sering digunakan. Pertama, Google classrroom sebanyak 26,1% yang digunakan. Kedua, Ruangguru 17,1 % dan Rumah Belajar 15,2%, dan disusul Ayo Belajar 8,1%.

Ia berharap, aturan untuk melakukan pemlejaran jarak jauh dimanfaatkan guru maupun dosen. "Minilmal 25% pembelajaran bisa diterapkan daring, Mungkin memang tidak selamanya karena nani akan dibuka pembelajaran tatap muka. Harapannya teknologi tetap digunkan," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya