Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Menristek: Pendeteksi Covid Melalui Napas Siap Diproduksi Massal

M. Ilham Ramadhan Avisena
11/12/2020 16:49
Menristek: Pendeteksi Covid Melalui Napas Siap Diproduksi Massal
Menristek/Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

MENTERI Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, tidak lama lagi G-Nose dapat diproduksi massal dan digunakan di Indonesia. Alat yang digarap peneliti Universitas Gadja Mada (UGM) itu diakui memiliki keakuratan di atas 90%.

“Sebentar lagi bisa kita pakai yaitu G-Nose, pendeteksi covid-19 dengan hembusan napas. Ini inovasi yang luar biasa, karena mereka mendeteksi virus itu melalui saluran pernapasan,” ujarnya dalam diskusi daring, Jumat (11/12).

Bambang yang telah menjajal temuan tersebut mengaku tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan hasil pemeriksaan. Menurutnya kurang dari tiga menit hasil tes dapat diketahui dengan tingkat akurasi melampaui 90% dan konsisten dengan hasil swab test.

G-Nose diharapkan dapat diproduksi massal dan dipergunakan dalam waktu dekat setelah mendapatkan izin dari kementerian kesehatan. Saat ini, para peneliti di UGM tengah menyusun laporan akhir untuk diserahkan kepada kementerian kesehatan untuk disetujui dan dinyatakan laik pakai.

Baca juga: Saat Rizieq Bersedia Penuhi Panggilan, Polda: Akan Ditangkap

“Jadi kita punya harapan G-Nose ini bisa menjadi rapid swab, bisa menjadi alternatif untuk menyeimbangkan pemulihan ekonomi dengan penanganan kesehatannya,” ujar Bambang.

Dia menambahkan, G-Nose juga telah memenuhi standarisasi dan dimutakhirkan bentuk fisiknya. Penggunaan teknologi artificial intelegence (AI) turut digunakan untuk mendeteksi hembusan napas manusia yang terindikasi terpapar covid-19 melalui plastik khusus sebagai penampung.

G-Nose juga dinilai efisien lantaran harga satu mesinnya ditaksir bernilai sekitar Rp60 juta untuk 100 ribu kali pemeriksaan dan dapat digunakan kembali setelah ada perbaikan. Nantinya. Diperkirakan tarif pemeriksaan menggunakan alat itu akan sebesar Rp15 ribu.

“Perkiraan biaya per pemeriksaan dengan menghitung operator, plastiknya sendiri yang sekitar Rp7 ribu atau Rp8 ribu sekali pakai, maka perkiraan per tes itu sekitar Rp15 ribu. Ini salah satu alat deteksi termurah tapi akurat,” pungkas Bambang. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik