Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

FFI 2020 Jadi Penanda Kemajuan Budaya di Tengah Keterbatasan

Suryani Wandari Putri Pertiwi
06/12/2020 11:55
FFI 2020 Jadi Penanda Kemajuan Budaya di Tengah Keterbatasan
Aktris Laura Basuki berpose usai memenangkan kategori Pemeran Perempuan Terbaik FFI 2020. Ajang ini dilaksanakan dengan protokol 3 M.(Antara)

FESTIVAL Film Indonesia (FFI) 2020 yang dilangsungkan kala pandemi covid-19 merupakan tantangan luar biasa bukan hanya dalam penyelenggaraan tapi juga jumlah film yang berkurang. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim pun mengapresiasi hal itu.

Menurutnya, Festival Film Indonesia (FFI) 2020 dapat menjadi penanda kemajuan budaya di tengah keterbatasan. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid mengatakan, platform streaming film Over The Top (OTT) seperti Netflix diharapkan kembali menggairahkan industri film Indonesia selama pandemi berlangsung.

"Sehingga film-film terus dapat dinikmati ya. Itu yang sedang kita bayangkan ke depan. Kalau untuk film cerita panjang, tentu kita bicara hal lain lagi. Tapi masukan-masukan seperti ini sudah mulai kita rintis solusinya," katanya, dalam rilisnya.

Ia mengatakan Kemendikbud belum menentukan apakah masa depan perfilman tanah air akan diarahkan ke sana. Apalagi jika melalui platform OTT, banyak pihak terutama sineas film dokumenter dan film pendek belum merasa mendapatkan tempat yang sama dengan film panjang.

Namun Hilmar Farid berharap, penghargaan FFI tahun 2020 dapat menjadi penyemangat agar film Indonesia dapat lebih dicintai di rumah sendiri, lebih banyak berkiprah di kancah nasional dan internasional, serta menjadi inspirasi masyarakat dalam menjalani hidup dan mengejar mimpi.

“Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan. Kiranya nyala semangat FFI terus hidup pada tahun-tahun yang akan datang,” imbuh Hilmar.

Ketua Komite Festival Film Indonesia 2018 - 2020, Lukman Sardi mengatakan  keadaan pandemi yang mempengaruhi seluruh lini kehidupan adalah cobaan yang berat. Semua pekerja film terdampak dan banyak pula pekerjaan yang terhambat maupun melambat. Namun dengan semangat yang tangguh dari semua pihak, keadaan ini jadi momentum luar biasa karena justru banyak hal yang dapat terwujud dalam bentuk empat pilar yaitu kerendahan hati, karya, inklusif, kolaborasi yang saling terhubung di setiap langkah.

"Pemenang Piala Citra ditentukan dengan voting yang dilakukan oleh member FFI yang sudah terdaftar. Member FFI tersebut adalah mereka yang pernah dinominasikan atau menang Piala Citra sejak tahun 1955 hingga 2019," katanya.

 

Kerinduan

Acara Malam Anugerah Piala Citra 2020 di masa pandemi covid-19 konsepnya terinspirasi dari pekerja film dan keadaan Indonesia terkini. Sutradara Jay Subiakto sengaja mengonsep acara yang dapat mencerminkan kerinduan orang untuk kembali ke bioskop.

Dihadirkan pula tokoh-tokoh dari film yang masuk nominasi seperti ‘Susi Susanti: Love All’ dan ‘The Science of Fictions’, pahlawan super seperti Gatot Kaca, Gundala, Wiro Sableng dan lain-lain. Selain itu ditampilkan juga dokter dan tenaga kesehatan sebagai bentuk tribut kepada para tenaga media yang masih berjuang hingga saat ini.

“Ide saya melihat dari perkembangan selama ini dari orang-orang film. Ide pembuka terinspirasi dari akun Instagram KKFauzi yang menggambar Save of Our Cinema dengan tokoh-tokoh yang terkenal di film Indonesia,” ungkap Jay.

Terpenting, kata Jay Subiyakto, bahwa acara ini diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Jumlah penonton dibatasi di area bawah dan balkon. Juga semua kursi-kursi disusun untuk berjarak 1,5 meter. Mematuhi 3 M yaitu menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan.

Berikut ini adalah pemenang semua kategori FFI 2020 :

1. Film Cerita Panjang Terbaik : Perempuan Tanah Jahanam, Sutradara Joko Anwar

2. Film Cerita Pendek Terbaik : Jemari yang Menari di Atas Luka-luka, Sutradara Putri Sarah Amelia

3. Sutradara Terbaik : Joko Anwar, Film Perempuan Tanah Jahanam

4. Penulis Skenario Cerita Asli Terbaik : Adriyanto Dewo, Film Mudik

5. Penulis Skenario Cerita Adaptasi Terbaik : Ernest Prakasa dan Meira Anastasia, Film Imperfect

6. Pengarah Sinematografi Terbaik : Ical Tanjung, Film Perempuan Tanah Jahanam

7. Pengarah Artistik Terbaik : Fidya Sylvia Pasaribu, Film Abracadbra

8. Penata Efek Visual Terbaik : Gaga Nugraha, Film Ratu Ilmu Hitam

9. Penyunting Gambar Terbaik : Dinda Amanda, Film Perempuan Tanah Jahanam

10. Penata Suara Terbaik : Mohamad Ikhsan, Film Perempuan Tanah Jahanam

11. Penata Musik Terbaik : Aksan Sjuman, Film Humba Dreams

12. Pencipta Lagu Tema Terbaik : Ardhito Pramono, Film Fine Today

13. Penata Busana Terbaik : Hagai Pakan, Film Abracadabra

14. Penata Rias Terbaik : Eba Sheba, Film Abracadabra

15. Pemeran Utama Pria Terbaik : Gunawan Maryanto, Film Hiruk Pikuk si Al-Kisah

16. Pemeran Utama Perempuan Terbaik : Laura Basuki, Film Susi Susanto : Love All

17. Pemeran Pendukung Pria Terbaik : Ade Firman Hakim, Film Ratu Ilmu Hitam

18. Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik : Christine Hakim, Film Perempuan Tanah Jahanam

19. Film Cerita Pendek Terbaik : Jemari yang Menari Di Atas Luka Luka, Sutradara Putri Sarah Amelia

20. Film Dokumenter Pendek Terbaik : Ibu Bumi, Sutradara Chairun Nissa

21. Film Dokumenter Panjang Terbaik : You and I, Sutradara Fanny Chotimah

22. Film Animasi Pendek Terbaik : Prognosis, Sutradara Ryan Andriandhy. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya