Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEBELUM terjadinya guguran awan panas dari Gunung Semeru di Jawa Timur, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat rata-rata 40 kejadian gempa per hari.
Gempa itu terekam selama 1 Oktober hingga 30 November 2020, yang didominasi oleh gempa letusan. "Pada 20 November 2020 jumlah gempa letusan cenderung menurun, dan terjadi kenaikan pada jumlah gempa guguran. Gempa hembusan terjadi rata-rata 10 kejadian per hari, sedangkan gempa-gempa vulkanik (Gempa Vulkanik Dalam, Vulkanik Dangkal, dan Tremor) terekam dengan jumlah sangat rendah," sebut Badan Geologi dalam rilis persnya.
Dari pemantauan visual, selama 1 Oktober hingga 30 November 2020 gunung api ini terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak.
Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 19-32°C. Erupsi terjadi menerus, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah/puncak.
Guguran batuan dari arah puncak terjadi sejak 19 Oktober 2020. Pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 Km ke sektor tenggara lereng.
Pada 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 Km ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Semeru.
Tipe Strato
Gunung api Semeru memiliki tipe strato dengan kubah lava, dengan puncak tertinggi Mahameru (3.676 mdpl) secara administratif terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang. Pada 1 Desember 2020, gunung ini mengeluarkan guguran awan panas dan menyebabkan sedikitnya 550 warga mengungsi karenanya.
Badan Geologi menyebutkan, aktivitas Semeru saat ini terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913 silam.
Letusan Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah/lidah lava, serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru. Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Semeru. (H-2)
Jalan Trans-Flores Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
Meskipun dari kegempaan cenderung normal, namun perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik, berupa semburan lumpur atau erupsi uap air.
Erupsi atau letusan eksplosit Gunung Lewotolok terus berlangsung dan menunjukkan peningkatan.
DUA gunung berapi menunjukkan peningkatan aktivitasnya, Kamis (28/3), yakni Gunung Semeru di Jawa Timur dan Gunung Dukono, di Maluku Utara.
Tidak teramati adanya erupsi, dan ini menunjukkan adanya penrunan aktivitas erupsi di Gunung Ruang
Kaca gedung Kementerian ESDM pecah, bahkan musala yang berada di dalam gedung juga tak luput dari sasaran massa.
Pembangunan PLTN di Indonesia terhambat karena banyak masyarakat yang merasa takut. PLTN sering dikaitkan dengan gempa dan bahaya radiasi.
Beberapa sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit energi baru terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, tenaga hydro besar atau mini hydro, bio dan biomassa.
Saat ini, status aktivitas vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau waspada. Gunung yang berlokasi di Jawa Timur itu mengalami erupsi pada Selasa (1/12) dini hari.
Indonesia terus berusaha meningkatkan upaya-upaya adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim lewat sejumlah strategi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved