Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Guru di Daerah 3T Bertahan Karena Semangat Siswanya

Mediaindonesia.com
20/11/2020 09:58
Guru di Daerah 3T Bertahan Karena Semangat Siswanya
Seorang guru mengajar di sebuah sekolah wilayah perdesaan di Nusa Tenggara Timur.(Antara)

UNTUK memenuhi kebutuhan guru yang ada di daerah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memberikan layanan program Guru Garis Depan (GGD) sejak 2015. Melalui program GGD diharapkan permasalahan kekurangan guru, terutama di daerah yang tergolong terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) dapat teratasi.

Tasya Nau, 27, merupakan salah satu guru yang mengabdikan dirinya sebagai GGD. Sejak 2017, dia harus meninggalkan kampung halamannya di Bajawa, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur  (NTT) untuk mengajar siswa sekolah dasar di kabupaten tetangga.

SDI Rata di Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo yang tergolong daerah tertinggal merupakan rumah barunya selama 3 tahun terakhir. Berjarak sekitar 10 km dari ibukota Mbay dan hanya didukung fasilitas pendidikan seadanya, Tasya menjalani hari-harinya tanpa banyak mengeluh.

Sebagai pegawai negeri sipil GGD bersama sembilan guru lainnya, mereka mempunyai 60-an murid yang berasal dari kampung-kampung sekitar dengan jarak antar kampung cukup jauh dari lokasi sekolah. Bahkan, jarak terjauh sekitar 2 km, yang ditempuh siswa-siswanya dengan barjalan kaki melewati pada dan sungai.

"Akses kendaraan bisa meski jalannya masih bebatuan. Namun kebanyakan mereka (siswa) itu anak petani, jadi ya saat pergi-pulang ke sekolah jalan kaki. Dan yang memprihatinkan ada belasan siswa yang harus menyeberang sungai untuk ke sekolah," ungkap Tasya menjelaskan kondisi para siswanya.

Semangat siswa untuk belajar di sekolah sangat tinggi. Sulitnya akses menuju sekolah tak menghalangi mereka untuk belajar. 
Dari sinilah Tasya yang merupakan sarjana kependidikan Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah ini dan rekan-rekannya merasa mendapat suntikan semangat untuk tetap mengajar di sekolah yang masuk wilayah Kecamatan Aesesa.

"Kami kasihan sekaligus bangga melihat semangat anak-anak di daerah 3 T untuk terus belajar agar tak tertinggal jauh dari saudara-sudaranya, terutama yang ada di Pulau Jawa," ujarnya.

Kondisi serba kekurangan di daerah 3 T ia jalani dengan ikhlas sudah bertahun-tahun. Dengan fasilitas pendidikan minim, Tasya mengaku merasa senang jika siswa-siswanya yang lulus bisa menguasai ilmu dasar.

"Mempertahankan siswa di daerah 3 T mau datang ke sekolah kita sudah syukur. Kita tidak menuntut terlalu tinggi," ujar Tasya yang yakin jika siswa-siswanya sebenarnya punya kecerdasan tak kalah dengan siswa di daerah lain.

Pemerintah melalui Kemendikbud menegaskan dukungan penuh kepada para guru dan murid yang berada di daerah 3 T. Seperti pada saat pandemi covid-19 ini, salah satu kebijakan yang pro guru dan murid adalah kuota internet gratis, yang meskipun manfaatnya tidak dapat Tasya dan murid-muridnya nikmati.

Namun, kebijakan terbaru untuk memberi insentif kepada guru honorer cukup menunjukan perhatian besar pemerintah. Dukungan kepada sektor pendidikan khususnya di daerah 3T bahkan hadir sebelum adanya covid-19. 

Sejak awal tahun 2020, Mendikbud Nadiem Makarim bersama Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri mengubah skema penyaluran dana BOS reguler agar diterima langsung oleh kepala sekolah. Ini dilakukan untuk memangkas birokrasi penyaluran anggaran yang kerap kali berujung telatnya penerima dana BOS hingga berbulan-bulan.

Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud Hendarman mengatakan di masa pandemi ini memang kondisi sulit akan dialami guru dan siswa dalam belajar. Ia pun memuji karakter guru di daerah 3T yang berinisiatif mendatangi siswanya agar tetap belajar. "Karakter pendidik yang kuat nantinya berpengaruh positif kepada siswa dalam proses belajar atau perjalanan hidup para siswanya ke depan," pungkasnya.(Van/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya