Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Rentan Dipalsukan, Kemenkes Diminta Validasi Swab Jemaah Umrah

Syarief Oebaidillah
18/11/2020 21:45
Rentan Dipalsukan, Kemenkes Diminta Validasi Swab Jemaah Umrah
VERIFIKASI ADMINISTRASI PELAKU PERJALANAN DI BANDARA.(Antara)

SELAIN menemukan tiga pelanggaran prosedur umrah di masa pandemi covid-19, Kementerian Agama juga menemukan adanya potensi pemalsuan hasil tes usap (swab) PCR jemaah. Karena itu, Menteri Agama Fachrul Razi berpandangan pentingnya validasi dokumen swab oleh Kementerian Kesehatan.

“Hasil di lapangan, bukti dokumen bebas covid-19 belum terverifikasi secara sistem sehingga masih ada kemungkinan pemalsuan bukti bebas covid-19,” kata Menteri Agama Fachrul Razi saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPRI di Jakarta, Rabu (18/11).

Menurutnya, verifikasi dan validasi dokumen hasil swab PCR jemaah umrah oleh petugas Kementerian Kesehatan RI sangat penting, serupa dengan protokol kesehatan yang diterapkan untuk pelaku perjalanan dari luar negeri.

Dalam keterangannya, Menag mengatakan, sebanyak 359 jemaah umrah diberangkatkan dalam tiga gelombang di awal November 2020, setelah Arab Saudi membuka pintu bagi jemaah di luar negaranya per 1 November 2020.

Pemerintah Indonesia memberangkatkan 359 jemaah itu bertahap pada 1 November, 3 November dan 8 November. Mereka berasal dari 44 Penyelenggara Perjalalanan Ibadah Umrah (PPIU).

Dari hasil penelusuran, Menteri Agama Fachrul Razi menemukan adanya pelanggaran prosedur. Pertama, jemaah diberangkatkan umrah tanpa ada karantina terlebih dulu. “Namun, langsung berkumpul pada hari keberangkatan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang,” kata Fachrul.

Selain mengabaikan karantina, sambung Menag, jemaah juga melakukan tes PCR covid-19 mepet dengan waktu keberangkatan dan itu pun pada satu laboratorium. Ini menjadi bentuk pelanggaran prosedur kedua. "Sehingga pada saat akan berangkat PCR atau Swab test belum keluar," sergahnya.

Ketika jemaah sampai di Arab Saudi, kata Fachrul, mereka diharuskan melakukan karantina selama 3 hari di hotel. Di situ, barulah ketahuan ada jemaah yang terinfeksi covid-19 setelah Kementerian Kesehatan Arab Saudi melakukan tes usap (swab) lewat PCR.

Dari tes itu diketahui ada 8 jemaah yang berangkat pada 1 November 2020 dan 5 jemaah yang berangkat 3 November 2020 terkonfirmasi positif covid-19.

“Dari 13 orang yang positif, 3 di antaranya sudah kembali ke Indonesia, 7 orang malam ini akan kembali ke tanah air, 3 orang masih karantina di Saudi,” ungkap Fachrul. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya