Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Milenial Diajak Tapak Tilas Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Suryani Wandari Putri Pertiwi
31/10/2020 14:35
Milenial Diajak Tapak Tilas Sejarah Kemerdekaan Indonesia
Kepala Puspeka Kemdikbud Hendarman dalam Tapak Tilas virtual yang digelar Sabtu (31/10).(Dok. Puspeka Kemendikbud)

DEKLARASI Sumpah Pemuda menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia. Sumpah Pemuda yang dideklarasikan dalam Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 ini mengingatkan nasionalisme bukan hanya milik organisasi-organisasi politik, namun juga milik para pemuda dan pelajar sebagaimana Kongres Pemuda II terlaksana atas gagasan dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).

Untuk mengingatkan kembali sejarah perjuangan bangsa sekaligus memaknai Hari Sumpah Pemuda, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud menggelar kegiatan bertajuk “Tapak Tilas Virtual Pergerakan Pemuda Meraih Indonesia Merdeka”.

Menurut kepala Puspeka Kemendikbud, Hendarman, kegiatan yang dilaksanakan Sabtu (31/10) ini diikuti lebih dari 4.000 peserta didik dari jenjang SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB atau SMK/SMKLB, dan perguruan tinggi. "Tadinya paserta kami batasi 4 ribu, tapi ternyata membludak menjadi 4.850 pelajar dan mahasiswa," Hendarman.

"Tujuan dari kegiatan ini, lanjut Hendarman tak lain ingin membangun karakter muda dan memberikan pemahaman bahwa perjuangan kemerdekaan bangsa tidak diperoleh cuma-cuma tapi memelukan pproses yang pengobrabanan. "Sehingga mahasiswa dan siswa bisa lebih kuat dalam menghadapi persaingan global dan kemudian merka akan memperjuangkan kemerdkaan indonesia ke depan," kata Hendarman.

Mengangkat tema “Pemuda Hebat, Pemuda Berkarakter”, kegiatan ini merupakan wujud dan harapan bagi pemuda Indonesia untuk pelaksanaan yang lebih baik demi kemajuan negara dengan nilai profil pelajar Pancasila. “Momentum Sumpah Pemuda dapat mengobarkan semangat generasi muda Tanah Air dan menjadi pengingat agar memaknai Pancasila sebagai pilar pendidikan karakter bangsa,” katanya, ditambahkan.

Sejarawan sekaligus pendiri Komunitas Historia, Asep Kambali pun mengingat pentingnya mengingat sejarah perjuangan bangsa. Menurutnya, di tengah gempuran budaya asing, perjuangan dan semangat para pemuda tak boleh dilupakan. Harus diingat bahwa generasi muda dahulu menjadi pendobrak dan pendorong perubahan.

“Banyak yang tidak tahu, deklarasi Sumpah Pemuda yang diselenggarakan oleh anak-anak yang umurnya belasan tahun, semuanya anak kos-kosan dan anggota pramuka,” kata Asep.

Asep juga mengataakan, dalam sumpah pemuda mengingatkan agar kita melakukan kolaborasi dengan membentuk sebuah perkumpulan atau kongres untuk memerdekakan bangsa.

"Pemuda dari semua daerah berkumpul, mereka membicarakan pertemuan tentang bangsanya. Hanya dengan melebur menjadi satu dan meninggalkan segala perbedaan, kemerdekaan pun diraih. Sehingga penting melakuan kolaborasi," katanya.

Dalam kegatan ini, para peserta pun diajak mengingat kembali sejarah kemerdekaan yang dilakukan oleh para pemuda pejuang kemerdekaan. Para edukator akan memandu peserta ke beberapa museum secara virtual, yaitu Museum Sumpah Pemuda, Museum Kebangkitan Nasional, dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Di Museum Sumpah Pemuda misalnya, Edukator Dwi Nurdadi menjelaskan Museum Sumpah Pemuda pada awalnya adalah rumah tinggal milik Sie Kong Liang. Gedung didirikan pada permulaan abad ke-20. Sejak 1908 Gedung Kramat disewa pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool) sebagai tempat tinggal dan belajar. Namanya kala itu Commensalen Huis.

"Di museum ini ada teks aslinya. Aslinya tak ada kata Sumpah Pemuda, tapi putusan kongres pemuda pemudi Indonesia yang didalamnya ada 3 ikrar," kata Dwi.

Tak hanya itu, pada kegiatan ini, para peserta pun bisa berdiskusi dengan sejumlah tokoh publik seperti Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara Dr. Maryanto , atlet panjat tebing Aries Susanti Rahayu, serta Rafi dan Rara Sudirman siswa berprestasi.

"Tanamkan dulu nilai pancasila di dalam diri kita,terutama persatan indonesia. kita harus bersatu majukan Indonesia.Kalau saya lewat olahraga, kalau adik-adik bisa lewat akademik dan kesenian , yang penting kita bersatu untuk memajukan negara kita," pungkasnya. (OL-13)

Baca Juga: Kemendikbud Jangan Sia-Siakan Sejarah



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya