Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Banyak Perawat Mulai Kelelahan

Atalya Puspa
31/10/2020 03:39
Banyak Perawat Mulai Kelelahan
Ilustrasi -- Tenaga Medis di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy Italia, Jumat 13 Maret 2020(AFP Photo/Paolo Miranda/Medcom.id )

KONDISI perawat di Indonesia yang bertugas merawat pasien covid-19 saat ini sudah pada taraf kelelahan. Berdasarkan data yang dihimpun Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 2.800 perawat terinfeksi covid-19. Sebanyak 104 orang diantaranya meninggal dunia.

“Dari situ kita bisa lihat, semakin banyak perawat yang terinfeksi maka semakin banyak yang tidak bisa memberikan pelayanan,” kata Ketua Dewan Pengurus Pusat PPNI Harif Fadhillah dalam diskusi kelompok terarah (FGD) bertajuk Perawat: Pahlawan Kesehatan selama Pandemi
Covid-19, kemarin.

Hadir juga sebagai pembicara, Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Agus Setiawan, PPNI Koordinator Wilayah Jawa Wawan Hernawan, dan Ketua Dewan Pengurus Wilayah PPNI Lampung Dedy Afrizal.

Acara bertema Adaptasi dan geliat tenaga kesehatan menghadapi ketidakpastian pandemi covid-19 itu dimoderatori Kepala Litbang Media Indonesia Irwansyah.

Menurut Harif, tugas perawat yang tidak terinfeksi saat ini juga semakin berat. Efek dominonya mereka bisa double shift. “Ini problem yang muncul akibat tingginya angka infeksi covid-19,” tambah Harif.

Karena itu, pihaknya berharap pemerintah semakin memperhatikan keselamatan para perawat. Berbagai upaya harus dilakukan, dari penyediaan logistik yang memadai, pemeriksaan tes swab gratis, pemberian insentif, hingga pendampingan psikologis.

“Kami beberapa kali advokasi ini ke Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Responsnya baik. Saat ini ada pemeriksaan swab gratis di Jabodetabek dan kita harap sampai 10 provinsi. Ini salah satu upaya agar keselamatan tenaga kesehatan bisa terjaga,” jelas Harif lagi.

Di sisi lain, Wawan Hernawan mengakui, sepanjang Maret hingga Oktober 2020 perawat bekerja dalam tekanan dan selalu merasa waswas.

“Banyak hal yang belum terinformasikan kepada pemerintah terkait dengan cara kerja perawat di lapangan, seperti bagaimana tingkat stres sejawat kami,” ucapnya.

Di Jawa Barat, lanjut Wawan, 352 perawat dinyatakan positif covid-19 dan 5 di antaranya meninggal dunia. “Terkait banyaknya perawat yang meninggal, perlu ada satu penelitian khusus. Mudah-mudahan pemerintah memfasilitasi. Apakah karena faktor alat pelindung diri (APD), kelelahan, atau faktor lainnya. Diharapkan penelitian tersebut nantinya bermanfaat bagi perawat agar terhindar dari bahaya saat bertugas,” tambahnya.

Paling terkena imbas

Pada acara yang diselenggarakan Media Indonesia dan PPNI itu, Dekan FIK UI Agus Setiawan mengakui, dengan adanya pandemi covid-19, profesi perawat menjadi salah satu yang paling terkena imbas. “Setelah pandemi ini ada dua yang sangat dibutuhkan dunia. Pertama, teknologi informasi (TI) dan kedua ialah perawat.”

Karena itu, pihaknya meminta pemerintah bersinergi bersama dunia pendidikan dalam mencetak perawat-perawat baru.

Agus juga berharap, selain menjadi garda depan di lapangan, perawat sudah semestinya diberikan ruang untuk berdiskusi dengan pemerintah dalam pengambilan kebijakan.

“Perawat itu luar biasa punya kapabilitas baik. Saya kira para expert ini bisa dilibatkan dalam kajian ilmiah dan kebijakan di bidang kesehatan dalam penanganan covid-19. Jadi mereka jangan hanya dili batkan di lapangan,” tandasnya.

Di lain pihak, Dedy Afrizal menyampaikan, di tengah beban berat pada masa pandemi, perawat harus tetap bekerja maksimal demi masyarakat. (X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya