Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

BNPB Ingatkan Kepala Daerah Waspadai La Nina

Suryani Wandari Putri Pertiwi
12/10/2020 16:20
BNPB Ingatkan Kepala Daerah Waspadai La Nina
Petugas BMKG memeriksa alat ukur intensitas dan durasi penyinaran matahari di Laboratorium Terbuka BMKG Serang, Banten, Kamis (21/5).(ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN )

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap cuaca ekstrem akibat La Nina. Terlebih lagi menurutnya di beberapa wilayah di Indonesia tengah mengalami anomali cuaca atau keanehan dari kondisi normal.

"Kita sedang mengalami anomali cuaca, terlihat pada tahun yang lalu di bulan yang sama yakni september, oktober dan nobvember masih terjadi kebaaran hutan dan lahan di sejumlah provinsi terutama di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah hingga Kalimantan selatan," kata Doni dalam diskusi dari Gedung BNPB, Jakarta, Senin (12/10).

Hal itu berbanding terbalik jika dibandingkan dengan sekarang yang mana mengalami percepatan penuunan hujan.

Baca juga: Waspada Krisis Air Landa Lima Kecamatan di Wonogiri

Untuk menghadpi itu, Doni mengatakan pihaknya telah menyampaikan surat edaran kepada Gubernur, Bupati hingga Walikota untuk mewaspadai terjadinya bencana. "Kami mengimbau untuk melakukan bebapa hal. Pertama, semua wilayah harus mengikuti perkembangan informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)," kata Doni.

Kedua, lanjutnya, melakukan apel kesiapsiagaan personil dan peraatan serta sumber daya di daerah seperti mengecek perahu, tempat pengungsian, obat-obatan, makanan siap saji dan lain-lain.

Ketiga melakukan identifikasi daerah-daerag rawan banjir, longsor dan banjir bandang. BNPB dalam hal ini telah membuat peta rawan resiko tinggi bahaya banjir, banjir bandang dan longor yang nisa diakses oleh segenap pemangku kepentingan.

"Selanjutnya sarankan untuk susur sungai dengan memilih orang-orang profesional juga membersihkan saluran drainase, sungai kecil yang tersumbat," katanya.

Hal lainnya adalah menyiapkan skema pengungsian berbasis komunitas di rumah penduduk jika memungkinkan dan menyiapkan hotel untuk engungsian di tiap-tiap kawasan rawan untuk menjamin terlaksananya protokol kesehatan. Terakhir ia mengharapkan adanya sistem peringatan dini di semua sungai sehingga jika ada peringatan dini dar hulu, warga yang erada di sekitar sungai bisa diungsikan terlebih dahulu.

"Dibutuhkan kerja sama, kita juga dituntut untuk memperhatikan alam sekitar jangan sampai terjadi hujan, banjir ataupun banjir bandang yang lantas membuat kerugian atau ada korban jiwa," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya