Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Bangun Karakter Positif Anak Lewat Dongeng

Eni Kartinah
30/9/2020 17:03
Bangun Karakter Positif Anak Lewat Dongeng
Anak-anak mendengarkan dongen di Perpusnas, Jakarta.(MI/TOSIANI)

MULAI  8 September hingga Desember 2020, kita memperingati Hari Literasi Internasional. Sebagaimana dikethui bahwa membaca adalah inti dari pendidikan. Sayangnya budaya membaca di Indonesia masih sangat rendah.

Data The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan, budaya membaca di Indonesia termasuk yang paling rendah dari tahun ke tahun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah mengatakan bahwa untuk mengejar kemampuan membaca saja, kita membutuhkan 45 tahun, dan mengejar ketertinggalan sains, dibutuhkan waktu 75 tahun.

Untuk mendukung percepatan ketertinggalan tersbeut, dan sebagai inisiator gerakan literasi 'Indonesia Cinta Membaca', Tanoto Foundation mengadakan diskusi bertema 'Manfaat Storytelling untuk Perkembangan Karakter Anak', Rabu (30/9).

Acara gerakan literasi “Indonesia Cinta Membaca” sekaligus dukungan bagi pemerintah dalam mewujudkan anak-anak Indonesia yang cerdas.

Eddy Hendry, Head of Early Childhood Education and Development Tanoto Foundation, menjelaskan,“Bicara soal literasi sebenarnya bukan hanya kemampuan membaca  tapi juga memahami membaca.”

“Saat ini belum banyak diterapkan kebiasaan membaca di usia dini. Apalagi sekarang anak-anak lebih akrab dengan gadget, dan kebiasan mendongeng juga berkurang. Kita ingin ada gerakan literasi Indonesia Cinta Membaca, memastikan agar anak-anak punya kebiasaan membaca usia dini,” jelas Eddy.

Salah satu kegiatan Indonesia Cinta Membaca adalah mengadakan kompetisi membaca di mana kegiatan membaca bisa menjadi kebiasaan yang menyenangkan.

“Tujuan utama kami adalah kami ingin setiap anak mencapai potensi penuh belajar mereka dan ini selaras dengan dukungan kami pada pemerintah untuk menekan angka stunting. Bicara stunting bukan soal gizi saja tapi juga aktifnya pola asuh dan kualitas pengasuhan orangtua dan di sekolah,” jelas Eddy.

Otak manusia berkembang sangat pesat di 1000 hari pertama kehidupan. Ini adalah masa-masa krusial dalam tumbuh kembang anak karena sinaps yang terbentuk pada usia ini sangat cepat. Jadi sebenarnya usia dini adalah investasi yang sangat besar.

Menurut Eddy, membaca adalah salah satu stimulasi untuk memaksimalkan perkembangan otak anak. Di negara-negara maju, minat baca sudah dimulai jauh sebelum mereka bisa membaca. 

“Hasilnya, anak-anak yang suka membaca tidak memiliki kesulitan ketika bersekolah. Sebaliknya, anak yang tidak suka membaca ternyata dikaitkan dengan tingkat kriminalitas yang cenderung lebih tinggi ketika mereka dewasa,” paparnya.

Satria Dharma, penggagas Gerakan Literasi Sekolah yang sudah dimulai sejak 2005 dan saat ini sudah menjadi program nasional, mengatakan hahwa perlu ada kesadaran akan pentingnya penguasaan literasi membaca sejak dini, oleh semua pihak.
Reading is the heart of education. Anak yang tiap hari sekolah tapi tidak membaca, sebenarnya dia tidak mendapat pendidikan. Tidak ada gunanya guru berbicara dan mengajar setiap hari, karena dengan hanya mendangar maka anak-anak tidak mendapat pendidikan,” jelasnya.

Dampak dari budaya literasi yang rendah, menurut Satria Dharma, bisa dilihat dari status Indonesia sebagai pengirim buruh migran terbesar. TKI Indonesia sudah mencapai 9 juta.

“Karena kemampuan literasi kita rendah, kita tidak mampu menggerakkan roda perekonomian negara kita sendiri,” jelas Dharma.

Sementara itu, pendongeng Awam Prakoso memberikan tips, seperti saat ia mendirikan  Kampung Dongeng Indonesia. Upayakan mulai membiasakan membaca dari tingkat keluarga.

“Seperti membakar obat nyamuk dari tengah lama-lama meluas sampai tingkat kelurahan, kecamatan, dan seluruh negeri,” ujar Awam.

Buku, lanjut Awam, bisa menjadi satu alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan edukasi pada anak-anak. Orang tua bisa membacakan buku cerita, atau bahkan mendongeng sejak untuk anaknya di usia sedini mungkin.

Tanoto Foundation memulainya dengan pelatihan storytelling bagi  pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di beberapa kota, seperti Jakarta, Kutai Kartanegara, dan Pandeglang.

Tanoto Foundation juga  bekerja sama dengan Nila Tanzil, Pendiri Taman Bacaan Pelangi, serta  mengajak organisasi-organisasi lain untuk menjadi gerakan bersama. Kegiatannya antara lain storytelling di sosial media seperti Intagram Live setiap minggu.

Membangun minta baca sejak dini sangat penting untuk tumbuh kembang anak dan memengaruhi masa depan anak saat dewasa. 

Membaca 15 menit ternyata memperkaya kosa kata anak hingga 1 juta kata setiap tahunnya. Anak yang rajin membaca ternyata 1 tahun lebih maju. Selain itu membantu meningkatkan IQ anak hingga 6 poin.

Tips storytelling untuk Anak

Persiapan sebelum mendongeng yaitu membuat atau memilih cerita sesuai tema, usia anak, dan pahami ceritanya, menyiapkan media peraga bla diperlukan, berlatih secukupnya, menyiapkan tempat bercerita, bila dilakukan oleh guru, dan membuka pertunjukan dongeng bisa dengan tebak-tebakan, diselingi lagu-lagu ringan, dan permainan kreativias.

Saat mendongeng, jangan terburu-buru dan harus tetap menyenangkan. Boleh menggunakan improvisasi, dan libatkan anak dalam bagian-bagian tertentu.

Mendongeng ditutup dengan tanya jawab tokoh alur dan alur cerita, atau menggambar tokoh atau salah satu seting dalam cerita. (Nik/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya