Diperkuat, Sistem Deteksi Tsunami di Mentawai, Nias dan Banyuwangi

Ferdian Ananda Majni
27/9/2020 07:05
Diperkuat, Sistem Deteksi Tsunami di Mentawai, Nias dan Banyuwangi
Infografis sederet peristiwa tsunami di Indonesia sejak 2004.(AFP)

PEMERINTAH memperkuat sistem peringatan dini tsunami untuk wilayah 1 yang mencakup tiga kabupaten di provinsi yang berbeda, yakni Mentawai, Nias Selatan dan Banyuwangi. Ketiganya merupakan wilayah dengan potensi bahaya tsunami dengan kategori kelas sedang hingga tinggi.

Pemasangan sistem peringatan dini tsunami di tiga lokasi merupakan pengembangan dari sistem peringatan dini yang sudah dibangun sebelumnya. Sistem yang terpasang akan mengacu pada SNI 8840-1:2019 tentang sistem peringatan dini bencana, draft ISO 22328-2 dan juga RSNI peringatan dini tsunami.

"Kerja sama pemasangan sistem peringatan dini itu akan dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Kerja sama BNPB-UGM telah dimulai sejak 2008 lalu. Namun, kerja sama kali ini berfokus pada sistem peringatan dini tsunami," kata Direktur Peringatan Dini BNPB Afrial Rosya, Sabtu (26/9).

Berdasarkan analisis InaRISK, sebanyak 10 kecamatan di Kepulauan Mentawai memiliki potensi bahaya tersebut dengan jumlah populasi terpapar mencapi 28 ribu jiwa. Demikian juga untuk Nias Selatan dan Banyuwangi, wilayah-wilayah ini berada pada kategori yang sama untuk bahaya tsunami.

Tujuan utama dari pemasangan sistem peringatan dini adalah untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Sistem ini dipasang di lokasi-lokasi yang rentan bencana tsunami sekaligus dilakukan peningkatan kapasitas masyarakatnya untuk menghindari timbulnya korban jiwa, serta kerusakan harta dan benda saat terjadi bencana,” katanya.

Dekan Fakultas Teknik UGM Dr Waziz Wildan menyambut baik keberlanjutan kerja sama antara UGM dan BNPB. "Ini akan terus mendorong inovasi-inovasi baru dari UGM di bidang kebencanaan, termasuk salah satunya bencana tsunami. Bencana tsunami tidak bisa kita hindari, oleh sebab itu perlu inovasi teknologi yang berkelanjutan dalam peringatan dini,” sebutnya.

Dia mengatakan bahwa kejadian banjir bandang di Sukabumi pada minggu keempat September 2020 menjadi pengingat pentingnya sistem peringatan dini bagi keselamatan warga. “Karena pada saat ini masih dalam pandemi Covid-19, maka pelaksanaan kegiatan di lapangan mengacu pada protokol Covid-19 yang ada,” tambahnya.

Pada acara penandatanganan kerja sama tersebut, Waziz menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas dukungan dan kepercayaan BNPB terhadap aplikasi produk-produk riset antar disiplin di bidang kebencanaan yang telah dibangun Fakultas Teknik UGM.

Saat ini BNPB bekerja sama dengan UGM dan BSN telah berhasil menyusun SNI 8235:2017, SNI 8840-1:2019, ISO 22327:2018 dan ISO 22328-1:2020 tentang sistem peringatan multi-bencana. Selanjutnya BNPB, BMKG, UGM dan BSN sedang menyusun SNI dan ISO tentang sistem peringatan dini tsunami, yang berikutnya diikuti dengan sistem peringatan dini banjir dan letusan gunung api. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya