Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
MASYARAKAT diminta tidak memakai masker scuba. Sebab, tidak efektif dalam memberikan perlindungan terhadap penularan covid-19.
Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (UGM) Mahatma Sotya Bawono
"Masker scuba memiliki efektifitas paling kecil hanya sekitar 0-5%. Sehingga, tidak cukup untuk proteksi,” ujar Mahatma dalam keterangan resmi, Jumat (18/9).
Baca juga: Penumpang KRL Jangan Pakai Buff dan Masker Scuba
Pemakaian masker scuba dikatakannya juga kurang efektif melindungi area hidung dan mulut. Terutama dari kontak dengan percikan, tetesan, maupun partikel yang mungkin terpapar covid-19. Dia tidak menyarankan pemakaian masker scuba sebagai alat pelindung dari penularan virus korona.
"Tidak disarankan pakai masker scuba atau buff, karena kemampuan filtarsinya sangat kecil. Masyarakat disarankan memakai masker kain tiga lapis, yang memiliki efektivitas penyaringan partikel 50-70%,” imbuh Mahatma.
Masker scuba terbuat dari bahan tipis elastis yang terdiri dari satu lapisan kain. Selain itu, bahan yang elastis menjadikan masker cenderung longgar saat dipakai.
Baca juga: Klaster Baru, Pejabat dan Pegawai di Kalsel Terinfeksi Covid-19
"Bahannya elastis, sehingga serat atau pori-pori masker jadi longgar. Meski pakai scuba berlapis-lapis akan sia-sia, karena bahannya melar," pungkasnya.
Untuk mencegah penyebaran covid-19, dia meminta masyarakat lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan. Selain menggunakan masker dari bahan tepat, pemakaian juga harus benar. Masyarakat juga harus menjaga jarak, mencuci tangan dan menerapkan pola hidup sehat.(OL-11)
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved