Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Tracing System Digital Efisienkan Pengeluaran

Dro/I-1
06/9/2020 06:20
Tracing System Digital Efisienkan Pengeluaran
Pesepeda diukur suhu tubuhnya sesuai prosedur protokol covid-19 sebelum melakukan race di kawasan Alam Sutera, Tangerang Selatan, kemarin.(MI/SUSANTO)

SALAH satu problem utama dalam pencegahan covid-19 ialah bagaimana mendapatkan gambaran akurat akan pergerakan orang yang diduga pembawa virus, khususnya di lingkungan kerja.

CEO & Founder Siaga Ivan Mulyadi menyatakan sebagaimana pernyataan Presiden Jokowi, salah satu kesulitan pertama dalam penanganan covid-19 berkaitan dengan tracing. Itu karena dengan gambaran tracing yang baik dapat diambil langkah-langkah yang efisien dan tepat.

“Dalam penanganan covid-19 harus ada tracing, testing, dan treatment. Kalau tracing-nya tidak kita ketahui, akhirnya testing-nya akan secara sporadis dan biaya yang dikeluarkan cukup mahal. Tes itu pun tidak cukup sekali sehingga perusahaan tentu sulit bertahan di masa ini,” ungkap Ivan saat ditemui di kawasan Alam Sutera, Tangerang Selatan, kemarin.

Untuk itu, ada kebutuhan akan suatu sistem tracing yang berbasiskan digital untuk diterapkan di lingkungan per­usahaan. Bahkan, sistem ini pun dapat dipergunakan efektif di event meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) di komunitas.

Ivan menerangkan sistem tracing miliknya tidak menggunakan basis aplikasi, pin point GPS, ataupun bluetooth. Namun, sistemnya mengoptimalkan penggunaan QR code yang terhubung dengan basis data Siaga Digital Covid-19 Contact Tracing.

Ivan menerangkan sistem ini digunakan secara internal di perusahaan ataupun event sehingga hanya yang terdaftar yang bisa masuk ke sistem. Sistem ini akan memudahkan pihak HRD untuk memainkan data sesuai dengan kebutuhan.

Dengan mendasarkan kepada Permenkes 328 Tahun 2020 tentang self assessment, dalam sistem ini HRD pada malam sebelum karyawan masuk kerja akan mengirimkan e-mail ke semua karyawan, apakah mereka masuk risiko besar atau kecil.

Dengan metode tersebut perusahaan dapat menghemat biaya tes swab hingga 80%-90%. Dengan memiliki data terukur, dapat memisahkan siapa saja yang harus dites dan tidak perlu semua karyawan diikutkan tes.

Untuk biayanya tidak mahal, secara umum sekitar Rp25.000 satu bulan per karyawan. Misalnya, ada 1.000 kar­yawan, biaya perusahaan sekitar Rp2 juta per bulan, sedangkan bila dibandingkan dengan mereka harus rapid test ataupun tes swab seluruh karyawan bisa mencapai Rp2 miliar. (Dro/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya