Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Kemenko PMK: Pengembangan Vaksin Merah Putih Tetap Lanjut

Ferdian Ananda Majni
23/8/2020 19:10
Kemenko PMK: Pengembangan Vaksin Merah Putih Tetap Lanjut
Petugas kesehatan beraktivitas saat persiapan penyuntikkan uji klinis vaksin covid-19, Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/8).(ANTARA/NOVRIAN ARBI )

Setelah ada kepastian dari Sinovac terkait pengadaan vaksin covid-19 di Indonesia hingga 50 juta dosis, Deputi Kesehatan Kemenko PMK Agus Suprapto menyebut pengembangan vaksin Merah Putih yang masih melakukan uji klinis terus berlanjut.

"Iya tetap berlangsung, vaksin merah putih tetap akan diproses dan dijalankan sesuai fase-fase dan protokolnya, jadi harus disiplin terhadap protokol yang telah ditetapkan. Karena membuat vaksin harus penuh kehati-hatian dan kepercayan data yang luar biasa," kata Agus kepada Media Indonesia, Minggu (23/8).

Dia memastikan vaksin merah putih tetap jalan sesuai target. Meskipun sebanyak 50 juta dosis bahan baku berupa bulk atau konsentrat vaksin covid-19 ready to fill (RTF) vaksin covid-19 dari Sinovac dipastikan akan diterima PT Bio Farma.

Baca juga: Banyak Pengembangan Vaksin, Wiku: Cari yang Terbaik

"Ya harus tetap jalan, kita tetap optimistis untuk mendukung. Ini kan potensi inovasi bangsa. Jadi harus (berlanjut)," terangnya.

Begitu juga terkait obat buatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dinyatakan Badan POM belum bisa diterima karena banyak prosedur yang dilanggar. Agus menyebut apabila Badan POM masih menganggap bahwa obat itu tidak sesuai prosedur tentunya harus diulangi tahapan tersebut.

"Jadi harus diulangi bagian-bagian penting itu, harus disampaikan (kepada Unair) tetap harus diproses untuk kepentingan bagian-bagian terpenting itu. Memang dugaan adanya cut off ya tetapi jika cut off yang suatu kritikal ya tidak boleh. Jadi harus dikembalikan kepada kepentingan keselamatan pasien, kualitas pengobatan harus tetap bagus," ujarnya

Dia menegaskan tidak boleh melupakan satu tahap atau data penting untuk kepentingan keselamatan pasien dan kesahihan obat itu sendiri juga sangat penting.

"Obat yang sahih itu, ya semua informasi harus detail dan terpercaya," pungkasnya.

Diketahui berdasarkan hasil inspeksi, Badan POM menemukan gap atau temuan kritikal terhadap hasil uji klinis kombinasi obat Covid-19 yang dikembangkan Unair. Temuan kritis pertama terkait pengacakan sampel dan subyek penelitian kombinasi obat covid-19 belum merepresentasikan keberagaman sesuai protokol. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik