Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Memotret Asmat dalam Film Dokumenter

(RO/H-3)
21/8/2020 05:00
Memotret Asmat dalam Film Dokumenter
(Dok.Metro TV)

Wilayah Kabupaten Asmat, Papua, sangat luas, mencapai 31.984 km2. Namun, distrik-distrik di kabupaten yang beribu kota di Agats tersebut sulit dijangkau selain dengan perahu karena tidak ada jalan darat. Tak mengherankan jika Kabupaten Asmat ditetapkan menjadi salah satu daerah tertinggal sesuai dengan Peraturan Presiden No 63 Tahun 2020-2024.

Selain itu, daerah Asmat hanya terdiri dari rawa dan perairan. Akibatnya, masyarakat lebih memilih mencari hasil laut dan alam lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jarang sekali ditemukan warga yang mau bercocok tanam.

Namun, melalui film Menabur Benih di Lumpur Asmat garapan sutradara Yosep Levi dan Bernard Boki Koten, sisi Asmat dilihat dari sisi yang berbeda. Film yang menjadi bagian program Eagle Awards itu memotret wilayah Yufri. Asmat yang awalnya merupakan tanah rawa yang tidak bisa ditanami menjadi lahan yang subur dan dapat memenuhi kebutuhan warga di sekitarnya.

Adalah Romanus Meak, guru, yang memulai untuk mengajak warga di Distrik Yufri untuk mengajak warga menanam berbagai macam tumbuhan. Tidak mudah tentunya mengajak masyarakat yang sedari dulu hanya mengandalkan hidup dari memanfaatkan alam.

"Dulu itu warga sempat bilang kita tidak boleh membuka kebun. Tapi setelah diberi tahu secara terus-menerus, mereka baru mau mengerti. Bahkan sebagian dari mereka membantu kita," ungkap Romanus.

Upaya Romanus dan warga lainnya membuahkan hasil. Berbagai tanaman dapat tumbuh subur di kawasan rawa yang semula dianggap tidak bisa ditanami tumbuhan.

"Di sini itu anak-anak berangkat sekolah seadanya. Pendidikan dalam rumah itu kalau sudah tidak beres, di luar pun anak-anak juga akan bersikap demikian karena ini adalah dasar. Anak-anak sebelum ke sekolah dan memulai pelajaran harus kita bekali dengan gizi yang cukup," ujar Romanus.

Kisah Romanus Meak yang berusaha mengubah pola hidup masyarakat Yufri, Asmat, Papua, dari menggantungkan hidup pada alam ke bercocok tanam bisa disaksikan selengkapnya pada Minggu, 23 Agustus 2020 pukul 10.30 WIB di program Melihat Indonesia Metro TV. (RO/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya