Headline
Putusan MK harus jadi panduan dalam revisi UU Pemilu.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
BIBIR dan langit-langit sumbing merupakan cacat pada jaringan lunak yang meliputi bibir, langit-langit, dan tulang alveolus pada maksila. Dokter spesialis bedah plastik Kristaninta
Bangun menyebutkan rekayasa jaringan tulang (tissue engineering) bisa menjadi alternatif pengobatan terkini bibir sumbing, daripada cangkok tulang.
“Keunggulan dari metode ini, yaitu tidak menimbulkan morbiditas donor, memakan waktu operasi yang lebih pendek, dan lama perawatan yang lebih singkat. Pasien dapat dikerjakan
dengan one day care dengan teknik seperti ini,” katanya saat ujian promosi doktor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Selasa (11/8).
Menurutnya, untuk rekayasa jaringan tulang, dapat digunakan sel punca mesenkimal dari sumsum tulang dewasa, lemak, periosteum, embrionik, tali pusat, dan sumsum tulang
fetus.
“Rekayasa jaringan tulang alveolus bisa ditutup dengan menggunakan sel punca, biomaterial scaffold yang diberikan growth factors sehingga bisa tumbuh tulang yang baru
pada defek,” terangnya.
Scaffold atau osteokonduksi terbuat dari berbagai bahan, seperti logam, keramik, polimer organik, dan polimer anorganik.
Kristaninta menyampaikan, bibir dan langit-langit sumbing merupakan jumlah kelainan tertinggi pada bidang bedah plastik. Sekitar 75% penderita bibir dan langit-langit sumbing
memiliki celah pada tulang alveolus maksila.
Celah ini menimbulkan beberapa masalah, seperti masalah estetis, gangguan periodontal, deviasi hidung, hingga gangguan psikologis. Oleh sebab itu, diperlukan tata laksana untuk
menutup celah pada alveolus.
Cangkok tulang yang dilakukan untuk menutup celah pada alveolus dengan menggunakan krista iliaka, tibialis, dan calvaria.
Namun, tata laksana yang menjadi gold standard ini memiliki dampak negatif, yakni morbiditas pada area donor, terdapat nyeri pascaoperasi, penurunan sensibilitas, gangguan
berjalan, parut jelek, durasi operasi lama, hingga masa perawatan yang cukup panjang. (Aiw/H-2)
Selain berdampak pada asupan nutrisi, bibir sumbing yang disertai kelainan langit-langit mulut juga dapat menghambat kemampuan bicara anak.
Kegiatan ini ditujukan bagi peserta berusia minimal 3 bulan untuk operasi bibir sumbing serta 18 bulan untuk operasi celah lelangit.
Dengan operasi dan perawatan tepat, anak-anak dengan bibir sumbing dapat tumbuh secara normal tanpa gangguan dari segi fisik dan perkembangannya.
Kelainan celah langit-langit mulut juga berpengaruh pada proses mengunyah menyebabkan anak mengunyah makanan tidak dapat halus dan menelannya secara kasar.
Setiap tahun, sekitar 7.500 anak di Indonesia lahir dengan kondisi bibir sumbing.
Seminar ini bagian dari edukasi pertama kalinyapada 50 orang dokter dan nakes yang bertugas di fasilitas kesehatan tingkat pertama di Pulau Timor dan sekitarnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved