Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
LOKASI Indonesia yang berada di antara Ring of Fire membuat negara ini rentan mengalami bencana gempa dan tsunami. Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Yudi Anantasena mengungkapkan, sebagai upaya antisipasi BPPT telah menerapkan sistem Cable Base Tsunameter (CBT) yakni kabel pendeteksi bencana tsunami sejak 2019 lalu.
“Ini sistem kabel yang ditanam di dasar laut kemudian kita pasang sensor. Nanti ujungnya yang di pantai itu kita punya station untuk mengirim data,” kata Yudi saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (21/7).
Baca juga: Hari Anak Nasional: 500 Anak Ikuti Temu Anak Peduli Daring
Yudi menuturkan, CBT memiliki banyak kelebihan seperti perawatannya relatif lebih sederhana dibandingkan buoy yang sudah digunakan selama ini. Selain itu, buoy lebih rentan dirusak karena vandalisme dan dijadikan tambak nelayan.
Namun, pemasangan buoy juga masih diperlukan di daerah yang terbilang rawan tsunami seperti di Palu yang daratannya dekat dengan sumber gempa dan untuk mengisi lokasi yang rencananya akan dipasang CBT.
“Kalau sistemnya buoy itu memang hanya 5 tahun, kan disimpan di laut. Kemudian juga ada korosi dan lain sebagainya, memang tidak bisa berumur lama. Nah, kalau di sistem kabel yang selama ini prakteknya di dunia ada beberapa negara bisa sampai 20 tahun. Jadi bisa lebih lama dan perawatannya relatif lebih sedikit daripada buoy yang setiap tahun harus ganti baterai. Waktu project kita dulu atau 10 tahun yang lalu kita memasang itu (buoy) tapi sekarang sudah waktunya memang dia tidak terpakai, sudah uzur. Nah, sekarang pakai ada kegiatan lagi untuk memasang yang kita akan proyeksikan untuk kabel CBT itu,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, alat CBT akan ditempatkan di lokasi-lokasi yang rawan tsunami, terutama di perairan yang terdapat gunung berapi bawah laut yang ada kemungkinan terjadi longsor atau erupsi seperti kejadian di Selat Sunda beberapa waktu lalu. Pada 2019 CBT telah dipasang di dua lokasi yakni di Pulau Sertung di sekitar Gunung Anak Krakatau dan Pulau Sipora di Perairan Mentawai. Rencananya, CBT akan dipasang di tiga lokasi baru pada 2021 mendatang yakni di Labuan Bajo serta perairan antara Kalimantan dan Sulawesi.
Yudi mengaku, pemasangan CBT memang terbilang lebih rumit dan mahal, oleh sebab itu alat tersebut hanya akan diletakkan di lokasi-lokasi prioritas yang rawan dan memiliki populasi masyarakat yang cukup besar. Dia pun menambahkan, selain teknologi canggih untuk mendeteksi bencana, masyarakat juga perlu memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup terkait bencana agar mereka mengerti apa saja yang harus dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi gempa dan tsunami.
“Kita akan tetap hidup dengan bencana itu karena kita berada di ring of fire. Alat tersebut hanya membantu kita untuk mendapatkan peringatan yang sedikit lebih cepat, artinya maksimal 20-30 menit, jadi tidak terlalu cepat juga. Masyarakat juga harus lebih terbiasa dengan kondisi seperti itu,” tandasnya.
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 4.4 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Sabtu (21/6) sekitar pukul 12.53 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Belum ada laporan kerusakan rumah akibat gempa tersebut tapi relawan BPBD langsung bergerak mencari rumah terdampak.
Sebuah batu raksasa bernama Maka Lahi, yang berarti "batu besar", ditemukan telah berpindah sejauh 200 meter dari puncak tebing akibat gelombang tsunami purba setinggi 50 meter
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa bumi Aceh tersebut berada di kedalaman 45 kilometer.
Gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Papua Nugini pada Sabtu (5/4) pukul 03.04 WIB.
Mudik merupakan tradisi yang tidak dapat terpisahkan dari Hari Raya Idul Fitri. Saat mudik, banyak masyarakat yang memutuskan untuk menggunakan transportasi jalur darat dan laut.
Hal yang harus dilakukan adalah menjalin kerja sama antar negara.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengerjakan berbagai tugas dan memecahkan masalah.
"Tuntutan kita tidak banyak. Di masa pandemi seperti ini tentunya kita sangat keberatan adanya pemutusan kontrak. Kita tidak menuntut pesangon, kita hanya minta dipekerjakan kembali."
Handoko menyebut bahwa dalam kontrak yang ditandatangani para awak sudah tertera kesepakatan itu. Para awak juga bisa memutus atau mengakhiri kontrak mereka secara sepihak.
Satu unit teknologi Arsisnum diperuntukkan bagi Rumah Singgah Gelora Serayu Banyumas, sebuah rumah yang digratiskan bagi keluarga pasien yang menunggu di RS.
Saat ini operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) sedang berlangsung di Kalimantan Barat sejak 17 September 2021
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved