Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Sosial Juliari P Batubara menyebut ada tiga upaya guna mencegah anak-anak menjadi perokok. Hal itu harus didukung semua pihak sehingga anak-anak bisa menjadi generasi yang memiliki masa depan.
Pertama adalah membatasi akses pembelian rokok bagi anak. Pasalnya, fakta di lapangan menunjukkan anak-anak dapat membeli rokok dengan mudah, bahkan secara eceran.
Tidak hanya membatasi, kata Mensos, pandangan anak-anak juga harus diubah perihal merokok itu gaya, cool, dan gagah.
Baca juga: Belajar Daring Saat Pademi Pengaruhi Kesehatan Jiwa Anak
"Kita harus belajar dari negara tetangga, Singapura. Di sana, akses anak terhadap rokok itu sangat ketat, terlebih di sana orang yang merokok dianggap aneh," ujar Mensos dalam webinar bertajuk "Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak dari Budaya Rokok di Masa Pandemi COVID-19", Minggu (20/7).
Kedua, Mensos menyebut merokok merupakan pintu masuk penyalahgunaan narkoba. Terlebih bila lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan lainnya tidak bisa melakukan pencegahahan. Karenanya, anak-anak pada tahap berikutnya rentan menjadi pengguna napza seperti ganja, sabu dan ekstasi.
Dalam hal ini perlu diingatkan kepada para orangtua dan semua pihak terkait, bahwa bila anak terjerumus sejak dini akan berdampak selain kerusakan otak tapi juga kehilangan masa depan mereka.
"Harus berupaya sekuat tenaga agar jangan sampai anak-anak terjerumus hal-hal buruk dan jujur harus kita sampaikan itu membuat orangtua dan keluarga bersedih," ungkap Juliari.
Ketiga adalah menaikan harga dan cukai rokok. Program Early Intervention dan SDM unggul yang selalu dikemukakan Presiden Joko Widodo menjadi sangat penting dan akan tercapai bila tersedia program pencegahan merokok.
Menurut Mensos, pencegahan merokok bagi anak-anak harus dimulai dari orangtua dengan selalu mengingatkan bahaya rokok, serta memberi pengertian kalau rokok itu adalah pintu masuk penyalahgunaan narkoba.
"Ke depan, kehidupan penuh persaingan dan bagi anak-anak yang bisa bertahan adalah yang menjauhi hal-hal yang negatif dan bangsa kita tidak akan menjadi bangsa pemenang kalau anak-anak tidak bisa menjadi pemenang melawan rokok,” kata Juliari.
Lebih jauh, Mensos Juliari menyampaikan pesan kepada orangtua agar selalu berusaha memberikan pelajaran hidup yang baik bagi anak-anak mereka. Sebab, katanya, harta yang banyak tidak selalu menjamin anak-anak bahagia.
“Saya kira inilah peninggalan berupa nilai-nilai positif dengan menjauhi nilai-nilai negatif yang bisa merusak, maka ajarkan pada anak untuk rendah hati dan mendengarkan orang-orang yang lebih pengalaman atau lebih tua,” katanya.
"Saya ucapkan, Selamat Hari Anak Nasional Tahun 2020, Anak Terlindungi, Indonesia Maju," tutup Mensos. (OL-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Membangun komunikasi terbuka dan transparan berdasarkan penelitian ilmiah menawarkan peluang nyata untuk memengaruhi pilihan gaya hidup merokok di antara penduduk Indonesia.
rancangan peraturan daerah (raperda) kawasan tanpa rokok (KTR) di Jakarta, salah satunya memuat denda merokok di tempat umum di DKI Jakarta yang mencapai Rp250 Ribu.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Saliva atau air liur yang produksinya menurun karena rokok rentan membuat jaringan dan rongga mulut terinfeksi serta perubahan komposisi air liur perokok menjadi lebih asam.
Metode berhenti merokok bisa dilakukan melalui beberapa cara mulai dari mengurangi, menunda hingga berhenti total.
Sebanyak 12% remaja laki-laki usia 12–19 tahun merupakan perokok aktif, sementara 24% menggunakan rokok elektronik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved