Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
DOKTER spesialis pulmonologi Rumah Sakit Universitas Indonesia Aditya Wirawan mengatakan metode berhenti merokok bisa dilakukan melalui beberapa cara mulai dari mengurangi, menunda hingga berhenti total.
"Ada beberapa metode, kalau mau langsung setop syukur, kedua ada yang ditunda dulu pemberian rokoknya dan ketiga pengurangan jumlah rokok yang dihisap setiap hari atau berangsur-angsur," kata Aditya dalam diskusi kesehatan, Selasa (3/6).
Adit menjelaskan, cara berhenti merokok bisa dengan metode pengurangan jumlah rokok yang dikonsumsi per harinya.
Misalnya perokok membatasi dalam sehari hanya 10 batang rokok saja, lalu di hari berikutnya dikurangi dua batang rokok per hari, sampai hari ke enam terus dikurangi dua batang hingga tidak ada rokok yang dikonsumsi lagi.
Cara lainnya yang disarankan adalah penundaan jam merokok. Dia menjelaskan jika biasanya perokok merokok di pukul 09.00, maka di hari berikutnya jadwal merokok bisa mundur dua jam ke pukul 11.00. Sampai akhirnya di hari ke tujuh, hanya merokok satu kali sehari saat malam hari.
"Teknik yang bisa dipakai tergantung mana yang cocok, yang penting keinginannya harus kuat, kalau ada kemauan kuat hari itu berhenti
lebih baik," kata Aditya.
Dia mengatakan, dalam 20 menit saat perokok berhenti merokok, tekanan darah, denyut jantung, hingga aliran darah akan membaik. Sementara dalam 12 jam, semua nikotin sudah diproses dalam tubuh dan tingkat karbon monoksida dalam darah akan kembali normal.
Efek juga terasa dalam dua sampai lima hari ke depan yakni nikotin sudah dikeluarkan tubuh dan fungsi pengecapan kembali normal.
Dalam dua sampai enam minggu, risiko infeksi akan membaik dan fungsi saluran pernapasan akan membaik sehingga sesak napas akan berkurang.
Efek jangka panjangnya dalam satu sampai 15 tahun ke depan, akan berkurang risiko jantung koroner, stroke menurun seperti tidak pernah merokok, risiko kanker berkurang 50% dan dalam 15 tahun penyebab kematian akan menurun.
Ia juga mengatakan perokok yang berhenti di usia pertengahan 30-an memiliki harapan hidup yang sama dengan yang tidak pernah merokok. (Ant/Z-1)
KEBIASAAN sehari-hari ini ternyata dapat mencegah terjadinya kanker prostat pada pria
Berhenti merokok adalah salah satu keputusan terbaik yang bisa Anda ambil untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Merokok telah terbukti berbahaya bagi kesehatan karena mengandung nikotin, tar, karbon monoksida, dan zat beracun lainnya yang bisa merusak organ tubuh.
Tobacco Harm Reduction (THR) atau Pengurangan Dampak Berbahaya Tembakau adalah pendekatan kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi risiko merokok
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa merokok menjadi penyebab kematian terbesar kedua di Indonesia
Orangtua perlu membangun komunikasi dalam diskusi yang terbuka, tidak menghakimi, dan tidak langsung marah saat mengetahui anak mencoba merokok.
Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun menekankan pentingnya operasi Satuan Tugas Pencegahan dan Penindakan Barang Kena Cukai Ilegal (Satgas BKC Ilegal) yang sesuai dengan regulasi.
Pajanan rokok pada ibu hamil berdampak risiko stunting seperti kelahiran bayi dengan berat badan rendah (BBLR) hingga zat berbahaya yang dapat menghambat pertumbuhan janin.
Rokok tidak hanya berbahaya bagi kesehatan para perokok, tetapi juga bagi kesehatan orang-orang di sekeliling mereka.
Penerapan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur aspek strategis Industri Hasil Tembakau (IHT) menuai penolakan keras dari kalangan pekerja.
Desakan untuk membatalkan pasal-pasal tembakau dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pengamanan Zat Adiktif semakin menguat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved