Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Rapid Test Dikomersialkan, Epidemiolog: Jangan Pakai Lagi

Putri Anisa Yuliani
04/7/2020 18:42
Rapid Test Dikomersialkan, Epidemiolog: Jangan Pakai Lagi
Sopir truk di Surabaya menunjukkan stiker Stop Rapid Test Berbayar saat berunjuk rasa.(Antara/Didik Suhartono)

PAKAR epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, meminta Indonesia tidak menggunakan tes cepat atau rapid test dalam mendeteksi warga yang terjangkit covid-19.

Sebab, dia menilai rapid test tidak akurat untuk memastikan virus yang ada di dalam tubuh manusia.

"Tes memang harus diperbanyak. Tapi jangan rapid test yang bersifat mendeteksi kenaikan antibodi. Tes harus dengan metode PCR, karena (rapid test) tidak akurat. Tes cepat cuma untuk survei epidemiologi, bukan untuk penanganan," ujar Pandu dalam suatu diskusi, Sabtu (4/7).

Pandu turut menyentil pihak yang mengkomersialkan rapid test terhadap warga yang menggunakan fasilitas mereka. Hal ini sangat disayangkan karena aspek kesehatan seharusnya menjadi hak publik, khususnya di masa pandemi covid-19.

Baca juga: Tambah 1.447, Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 62.142

"Orang-orang yang kemudian mencoba menarik untung dengan menakut-nakuti masyarakat, sehingga ada komersialisme ini," tukas Pandu.

Dia meminta pemerintah pusat untuk mengambil langkah khusus, agar kerugian publik tidak semakin besar.

"WHO sejak awal tidak menganjurkan rapid test. Anjuran itu diabaikan, publik yang dirugikan. Ini semuanya harus turun mengawasi, KPK, pemerintah pusat dan daerah,” ucap dia.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya