Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Empat Tahun Zonasi, Kualitas Pendidikan tak Kunjung Merata

Putri Anisa Yuliani
03/7/2020 18:26
Empat Tahun Zonasi, Kualitas Pendidikan tak Kunjung Merata
Orang tua murid memprotes pelaksanaan PPDB di depan kantor Kemendikbud.(MI/Fransisco Carolio )

MEMASUKI tahun keempat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi, namun masyarakat menilai pemerintah pusat dan daerah setengah hati dalam menyiapkan sistem pendidikan yang setara.

Hal ini diungkapkan Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Abdullah Ubaid Matraji, dalam diskusi virtual, Jumat (3/7). Di tengah upaya mencapai pendidikan setara, PPDB jalur zonasi hanya kepingan yang harus disatukan dengan kepingan lain untuk membuat kondisi utuh dan ideal.

Baca juga: Kemendikbud Izinkan Daerah Tambah Kuota PPDB

"Selain zonasi, sebetulnya dibutuhkan ekosistem di mana seluruh kualitas sekolah merata. Sehingga, tidak ada lagi fenomena pendaftar di satu sekolah berjubel, tapi di sekolah lain biasa saja. Empat tahun zonasi, tapi buktinya fenomena itu masih terjadi," pungkas Ubaid.

Menurutnya, zonasi tidak akan berjalan jika kualitas pendidikan tidak merata. "Orang tua juga tidak mau menyekolahkan anak dekat rumah, kalau tahu sekolahnya tidak berkualitas. Lalu disiplin gurunya tidak ada, hingga jarang masuk kelas. Akhirnya, cuman mau masuk sekolah yang bagus," tuturnya.

Baca juga: Dampak Pandemi, Kualitas Pendidikan Alami Penurunan

Sembari sistem zonasi berjalan, pemerintah pusat dan daerah seharusnya melakukan pemerataan kualitas sekolah. Seperti, memperbaiki sarana dan prasarana, metode pendidikan dan kualitas guru. Pelaksanaan jalur zonasi juga harus diperbaiki, agar tidak muncul polemik setiap tahun.

"Ada sekolah yang sarananya berlimpah, tapi ada yang minim. Pemerataan mutu kurang dan yang digaungkan sebatas langkah awal. Masih ada tangga-tangga lainnya. Tapi pemerintah cenderung ambil gampangnya. Korbannya lagi-lagi orang tua dan murid," tandas Ubaid.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya