Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Seniman Mengasah Kreativitas di Tengah Pandemi

Atikah Ishmah Winahyu
17/6/2020 00:58
Seniman Mengasah Kreativitas di Tengah Pandemi
Seorang seniman di Yogyakarta membuat lukisan sebagai bentuk apresiasi pada tenaga medis di masa pandemi Covid-19(Antara/Hendra Nurdiyansyah)

PANDEMI Covid-19) menimbulkan dampak bagi berbagai pihak, termasuk para seniman. Sutradara seni pertunjukan Mia Jo mengatakan, sejak wabah covid-19 merebak pada Februari lalu, menyebabkannya kehilangan beberapa pekerjaan.

“Sejak Februari itu saya sudah mendapatkan cancel-an sebanyak empat proyek untuk commission based. Lalu ada satu project yang memang sudah saya kerjakan sejak tahun 2019,” kata Mia Jo dalam Rembuk Seniman, Selasa (16/6).

Namun, meski mengalami kerugian ekonomi, Mia menuturkan bahwa pandemi juga menimbulkan dampak positif. Dengan adanya pandemi, dia jadi memiliki waktu untuk lebih menggali kemampuan. Kemudian, Mia bersama para seniornya dapat membentuk asosiasi khusus untuk seni pertunjukan.

“Saya malah punya waktu untuk menulis dan kebetulan saya juga hobi melukis. Di situ ternyata dampak ini tidak melulu negatif,” tuturnya.

Seniman tari yang juga seorang dosen, Maria Dharmaningsih mengatakan, akibat pandemi, dirinya terpaksa harus menggelar pembelajaran daring. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri karena dia harus mampu mengajarkan tarian melalui online.

“Ada pandemi ini kita diberikan kesempatan untuk diam dan merenungkan apa esensi yang sebetulnya dalam hidup ini,” imbuhnya.

Baca juga : Para Penenun Beralih Profesi Menjadi Petani Untuk Bertahan Hidup

Sementara itu, seniman teater Herlina Syarifudin mengungkapkan, ada beberapa poin dampak positif yang dialaminya selama masa pandemi. Pertama, kepedulian sesama seniman untuk saling bekerja sama semakin terasa. Krisis covid-19 membuat seniman saling merangkul satu sama lain.

“Kemudian yang kedua, eksplorasi ruang atau wilayah dalam hal ini rumah. Biasanya jarang sekali kita sentuh, kemudian sekarang kita sulap menjadi panggung kita,” tuturnya.

Dengan banyaknya waktu luang, semakin banyak orang yang mengeksplorasi diri dan berkarya sehingga selama pandemi semakin banyak bermunculan seniman-seniman baru.

“Kemudian tercipta kolaborasi antar para pekerja seni lintas daerah, lintas negara, bahkan benua yang itu tidak mungkin bisa terjadi sebelum pandemi karena harus ada budget pesawat dan segala macamnya. Tapi dengan teknologi kita bisa melakukan itu lewat berbagai macam platform, kemudian bermunculan ide-ide secara daring,” jelasnya.

Sutradara film kenamaan Nia Dinata menambahkan, seluruh komponen dalam industri perfilman juga terdampak akibat covid-19. Oleh karena itu, saat ini para insan perfilman sedang menanti diterbitkannya protokol kesehatan dari pemerintah terkait produksi film dan lainnya, sehingga Nia dan kawan-kawan bisa segera kembali ke lapangan untuk melakukan kegiatan.

“Belum ada posedur atau protokol kesehatan untuk bioskop ataupun untuk syuting, walaupun kita sudah desain, sudah diserahkan oleh Badan Perfilman Indonesia ke Kemendikbud juga ke Kemenparekraf. Kita tinggal tunggu saja siapa yang duluan ketuk palu karena kalau sudah ada itu kita baru bisa kerja lagi karena itu memang kompleks sekali karena melibatkan banyak orang,” tandasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik