Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Laris saat Pandemi, Begini Proyeksi Konsumsi Jamu saat New Normal

Antara
04/6/2020 19:22
Laris saat Pandemi, Begini Proyeksi Konsumsi Jamu saat New Normal
Jamu produksi sejiwa(MI/Retno Hemawati)

MINUMAN tradisional Indonesia yang berasal dari tanaman asli Indonesia, seperti kunyit asam dan empon-empon diburu konsumen di tengah pandemi Covid-19. Hal itu karena dipercaya bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh melawan penyakit.

Dari sisi permintaan, salah satu produsen jamu, Retno Hemawati yang mengusung label Sejiwa mengatakan jumlah pesanan jamu justru meningkat ditambah varian lain semisal jeruk nipis madu dan telang nipis belakangan ini.

Pesanan untuk esok hari saja di kawasan Bekasi saja sudah melebihi 25 buah botol, atau sedikit melebihi permintaan dua bulan terakhir. Menurut dia, sama seperti saat Ramadhan pembelinya memilih varian racikan bahan alami yang menyegarkan.

"Peningkatan di bulan pertama dalam dua bulan terakhir sebelum Ramadhan ya. Untuk kunyit asam dan empon-empon masing-masing bisa nembus sampai 20-an per hari. Ini sudah mulai naik lagi kok," kata Retno dikutip dari Antara.

Sementara itu, dari sudut konsumen beberapa orang mengaku masih rutin mengonsumsi jamu hingga hari ini. Ita Purnamasari, salah satunya. Pegawai di kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini menuturkan masih rajin mengonsumsi kunyit asam, beras kencur dan terkadang racikan daun sirih.

Baca juga : Ini Indikator Pemulihan Daerah Produktif dan Aman Covid-19

"Agar nafsu makannya baik dan haidnya lancar, tidak berbau," tutur dia yang sudah sejak setahun lalu meminum jamu.

Ita biasanya mengandalkan tukang jamu yang lewat di kawasan tinggalnya karena lebih mudah ketimbang meracik sendiri.

Hal senada juga diungkapkan Choirida Ema. Perempuan berjilbab yang bekerja di kawasan Jakarta itu mengatakan terbiasa mengonsumsi kunyit asam dan beras kencur.

Walau sempat berhenti, dia kembali rajin meminum jamu saat pandemi Covid--19 untuk membantu menjaga sistem imunnya.

"Seminggu paling 2-3 kali. Awalnya sih minum karena tadinya parno sama corona. Memang aku doyan saja sama dua jamu itu," ujar Ema.

Di sisi lain, Sandra Firnawati, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Depok, Jawa Barat mengaku mengonsumsi jejamuan khususnya berbahan kunyit karena ajakan sang suami.

"Kunyit itu andalan suami. Jadi, kalau di rumah ada yang sakit, sakit apapun, pasti langsung disuruh bikin air kunyit. Kadang dimodifikasi ditambah jahe, cengkeh, kayu manis, kapulaga, ketumbar, bunga lawang dan pasti pakai jeruk nipis dan madu," kata dia.

Biasanya dia meminum jamu sehari sekali atau dua kali sehari, sebelum sarapan dan sebelum tidur.

Baca juga : Gugus Tugas akan Beri Dukungan Penuh kepada Tiga Provinsi

Di masa pandemi Covid-19, jamu masih menjadi andalan Sandra kala anaknya sakit. Seperti beberapa waktu lalu, putra tertuanya sakit batuk pilek dan dia diberi ramuan kunyit, jahe ditambah jeruk nipis dan madu.

"Karena anak sakit, jadi rutin. Bikin sekitar setengah liter lebih (sepanci kecil) untuk anak selama seharian. Adik-adiknya juga dikasih tapi enggak sebanyak kakaknya," ujar Sandra.

Pakar kesehatan, salah satu Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania pernah mengatakan jamu memiliki sejumlah manfaat untuk tubuh antara lain menguatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi peradangan dan kadar lemak tubuh.

"Sebenarnya hampir semuanya bagus ya. Intinya jamu kan banyak mengandung zat antioksidan, penguat sistem imun, mengurangi peradangan di tubuh, mengurangi kadar lemak, menstabilkan tekanan darah. Jamu kunyit asam, beras kencur bagus, sereh sama lemon bagus," kata dia.

Empon-empon seperti yang rutin dikonsumsi Presiden Joko Widodo misalnya, bagus untuk kesehatan karena sifat antioksidan di dalamnya dan membuat metabolisme tubuh lebih efisien Kemudian, jahe bisa mengurangi pegal-pegal, mencegah mual dan perut kembung. (Ant/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik