Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MEMPERINGATI Hari Lahir Pancasila, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan diskusi santai dengan tema 'Aku, Kamu, Dia, dan Pancasila' di akun TikTok resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Kemdikbud.RI di Jakarta, Senin (1/6).
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menjelaskan bahwa semangat gotong royong dapat menentukan seberapa cepat bangsa Indonesia dapat menyelesaikan segenap masalah-masalah yang sedang dialami saat ini.
“Kemampuan kita untuk berkolaborasi, mengesampingkan berbagai macam perbedaan, dan mengedepankan tujuan bersama akan membantu Indonesia pulih semakin cepat, bahkan membawa Indonesia semakin maju,” jelas Hilmar.
Ditambahkan Hilmar, semangat gotong-royong harus diajarkan melalui praktik nyata dan bukan sekadar wacana, melalui kegiatan-kegiatan yang bernuansa kerja sama, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Di tengah masa pandemik Covid-19 seperti sekarang, banyak anak muda memiliki inisiatif yang besar untuk bergotong royong membantu masyarakat yang terdampak wabah ini. “Ini adalah bukti konkret kesadaran anak muda dalam mengamalkan nilai gotong royong di kehidupan sehari-hari,” tegas Dirjen Kebudayaan.
Lebih lanjut, Dirjen Hilmar menyampaikan pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila dengan cara kreatif agar generasi milenial dapat mengenali dan memahami nilai-nilai Pancasila secara sukarela. Hal tersebut penting, agar Pancasila sebagai dasar negara tidak dilupakan dan disepelekan oleh generasi baru anak bangsa.
Selain Dirjen Kebudayaan, bincang santai juga menghadirkan Lola Amaria, aktris sekaligus produser film 'Lima' sebuah film yang mengajak untuk mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian Allafta Hirzi Sodiq yang membacakan puisi di tengah acara. Bincang santai dipandu oleh Dea Rizkita, Runner-up 3 Puteri Indonesia 2017.
Lola Amaria, mengungkapkan bahwa ini film 'Lima', yang berangkat dari sebuah kegelisahan akan adanya krisis kebangsaan. Padahal, bangsa ini mempunyai dasar negara yang sangat baik, yakni Pancasila. Merupakan bentuk konkret buah karya dirinya sebagai seorang pelaku seni untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila.
Lola mengatakan, bahwa dalam memahami perkembangan zaman, dimana sekarang Pancasila menjadi hal yang dianggap berat buat sebagian orang, terutama kaum milenial, yang menjadi penonton-penonton dari kalangan remaja.
Jadi, menurt Lola, untuk menarik minat kaum muda dalam memahami Pancasila, film menjadi salah satu media untuk mempermudah masyarakat dalam mencerna nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
“Jadi, Pancasila setiap silanya sangat penting, karena masing-masing sila itu dalam film ini dituangkan ke dalam bahasa visual atau gambar, supaya lebih mudah dimengerti oleh kaum muda. Sastra pun tentu terdapat di dalam film, maka film pun bisa menjadi media yang edukatif,” ungkap Lola.
Dalam kesemapatan yang sama, Hilmar juga memaparkan program-program yang sedang dilaksanakan oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbud sebagai implementasi dari Pancasila dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini, di antaranya pertunjukan daring (online) yang dilakukan oleh pelaku seni budaya yang terdampak Covid-19 melalui akun Youtube Budayasaya.
Selain itu, Dirjen Kebudayaan juga menjelaskan mengenai program-program yang akan dilaksanakan Ditjen Kebudayaan selama tahun 2020 ini, di antaranya
Pertama, Mega Event yang akan dibagi ke dalam empat segmen yaitu film, musik, Jakarta Bienalle, dan Visual Art Expose. Event ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas serta semangat kolaborasi dari generasi muda.
Kedua, Karavan Budaya dirancang sebagai program diplomasi budaya yang inklusif dan interaktif. Dimana dengan adanya program ini budayawan Indonesia dapat berkolaborasi bersama budayawan dari mancanegara.
Ketiga, Pekan Kebudayan Nasional yang setiap tahunnya akan menjadi wadah kreatifitas masyarakat. Setiap tahunnya ribuan seniman dan pekerja seni terlibat dalam perhelatan Pekan Kebudayaan Nasional.
Keempat, Platform Indonesiana yang dikerjakan dengan semangat gotong royong dan dengan melibatkan semua pihak yang memiliki kepedulian dan kepentingan atas pemajuan kebudayaan di Indonesia.
Kelima, selain itu juga ada program Pawai Budaya, Pelindungan Cagar Budaya, dan Desa Pemajuan Kebudayaan yang selalu menjungjung semangat Pancasila.
Sementara dari bidang perfilman juga Kemendikbud bekerja sama dengan layanan streaming video on demand Netflix dengan mengadakan kompetisi film pendek bertemakan Pancasila. (OL-09)
Penulisan sejarah pun perlu melakukan analisis dan ditulis dengan kritis dan pemikiran yang terbuka.
Suap dan gratifikasi di sektor pendidikan biasanya terjadi karena adanya orang tua murid memaksakan anaknya masuk sekolah tertentu.
Harli menegaskan Kejagung belum menentukan tersangka dalam kasus ini. Perkaranya masih menggunakan surat perintah penyidikan (sprindik) umum.
Program SMK PK yang diinisiasi Kemendikbud bertujuan meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan SMK, melalui kemitraan dengan dunia usaha dan industri (DUDI).
Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan ada sebanyak 260 orang calon peserta digugurkan pada pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024, tingkat SMA
Tahun 2023 menjadi titik puncak kebangkitan perfilman Indonesia. Hal ini ditandai dengan 50 judul film Indonesia yang berhasil melenggang ke 24 festival film internasional.
Tanpa pemahaman dan kontrol diri yang baik, kebiasaan membagikan informasi dan konten di media sosial bisa mengganggu dan merugikan orang lain.
Oversharing di media sosial berkaitan dengan kebutuhan mendapatkan validasi dari orang lain.
AKTRIS Tissa Biani kini tengah menyambut perilisan film terbaru yang dibintanginya, Norma Antara Mertua dan Menantu saat Lebaran.
Melansir dari situs Times of India, terdapat 5 alasan yang membuat sejumlah orang jarang posting foto dengan pasangan di medsos, ini daftarnya.
Tantangan sebenarnya adalah apakah bisa platform media sosial betul-betul mendeteksi secara akurat, bahwa akun tersebut merupakan akun media sosial dari anak-anak.
Bila aturan tersebut perlu diperkuat, maka PP yang sudah disahkan bisa dijadikan Undang-Undang (UU)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved