Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PANDEMI covid-19 memang memukul seluruh sektor kehidupan termasuk media massa. Tak heran, bila sejumlah media sudah memutus kontrak jurnalis dan koresponden/kontributornya. Bahkan, ada juga media yang sudah berancang-ancang mengurangi sebagian karyawannya.
Namun di mata Kepala Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Irwansyah, “kekejaman” covid-19 bukan mengakhiri kehidupan media. Pasalnya, kata dia, berdasarkan data AC Nielsen pada 23 Maret 2020, jumlah pemirsa TV naik 25%. Selain itu, kepemirsaan untuk penonton anak mencapai rating tertinggi hingga 16,2%.
Seiring dengan upaya masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh, lanjutnya, produk vitamin dan suplemen menyumbang total belanja iklan digital lebih dari Rp20 miliar.
“Fakta-fakta ini menunjukkan masih ada peluang media untuk bernafas panjang. Tinggal bagaimana kita membuat konten yang menarik,” ungkapnya dalam Halal bi Halal yang digelar News Research Center (NRC) Media Group News via aplikasi zoom, Jumat (29/5).
Dalam Halal bi Halal bertema Eksistensi NRC Menyambut New Normal dan Masa Depan Bisnis Media yang dimoderatori Head of NRC Ade Alawi, Irwansyah mengatakan, pandemik wabah korona dengan sejumlah protokol kesehatan yang ketat telah membentuk perilaku masyarakat.
Protokol Kesehatan itu, kata dia, adalah pembatasan dan pemisahan fisik, penggunaan masker, hand sanitizer, dan cuci tangan pakai sabun dan pola hidup sehat.
“Masyarakat mau tak mau harus mengubah pola hidupnya bila tak ingin menjadi korban covid-19,” tuturnya.
Baca juga: Industri Media Massa Ajukan 7 Hal ke Pemerintah Terkait Pandemi
Menurutnya, ada empat perubahan perilaku di masyarakat sebagai dampak covid-19. Pertama, stay at home lifestyle.
“Tinggal di rumah adalah pilihan terbaik untuk tidak memutus rantai penularan covid-19. Ini fenomena global, karena covid-19 sudah menjadi wabah global juga,” ujarnya.
Kedua, lanjutnya, bottom of the pyramid.
“Masyarakat kembali kepada kebutuhan dasar, kebutuhan perut, seperti makan dan minum. Hal ini sebagai konsekuensi dibatasinya aktivitas fisik di luar rumah. Orang bukan lagi mengejar hirarki kebutuhan yang paling tinggi menurut teori Abraham Maslow, yakni aktualisasi diri,” jelasnya.
Ketiga, go virtual. Pembatasan fisik di luar rumah, lanjutnya, menyebabkan pertemuan secara daring menjadi kebutuhan.
“Semua lapisan masyarakat dipaksa bertemu secara daring, seperti halal bi halal yang tadinya secara fisik, sekarang dilakukan secara virtual melalui aplikasi zoom. Inilah yang disebut virtual engagement,” tutur pakar komunikasi UI ini.
Keempat, sambungnya, empathic society. Merebaknya wabah korona membuat masyarakat membangun solidaritas bersama untuk membantu penanganan covid-19 atau membantu korban terdampak.
“Fenomena ini menggembirakan sekaligus mengkhawatirkan, karena boleh jadi semakin tinggi partisipasi masyarakat mengatasi covid-19 membuktikan negara lemah menangani covid-19. Ada banyak penelitian menunjukkan fenomena ini,” terangnya.
Terkait melonjaknya kebutuhan pertemuan daring, tambahnya, media harus melihatnya sebagai peluang untuk memburu revenue (pendapatan).
“Buatlah program-program diskusi daring, seperti yang dilakukan Media Indonesia atau IDM (Media Group) dengan mengundang tokoh sembari menggandeng sponsor/iklan,” ungkapnya.
Inovasi, menurutnya, adalah kunci pengembangan bisnis.
“Hanya kreativitas tanpa batas yang bisa menembus ruang dan waktu, termasuk di masa covid-19,” pungkasnya.(OL-5)
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tim akademisi dari DRRC UI merilis buku yang membahas tentang risiko dari biological hazard dapat memberi pengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat global.
Epidemiolog Masdalina Pane menjelaskan belum ada sinyal bahwa virus HKU5-CoV-2 menyebabkan wabah atau pandemi baru.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved