Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
EPIDEMIOLOG Universitas Indonesia Syahrizal Syarif mengatakan wabah covid-19 di Tanah Air masih belum mencapai puncak. Situasi pandemi covid-19 di Indonesia, menurut dia, saat ini masih berada dalam tahap fluktuatif. Hal itu dapat dilihat dari jumlah kasus yang tidak konsisten setiap harinya.
“Lihat saja peningkatan rata-rata mingguan nya dalam dua minggu terakhir. Minggu lalu (rata-rata peningkatan) 535 dan minggu ini sekitar 677. Dari situ saja jelas bahwa wabah di Indonesia masih meningkat belum mencapai puncak,” tegas Syahrizal dalam diskusi daring Pasca-PSBB dan Kehidupan Normal Baru, kemarin.
Syahrizal menilai, sejak awal pemerintah memang sudah agak terlambat dan cukup gagap merespons munculnya wabah. Regulasi yang diberlakukan dipandang juga sempat simpang siur dan menimbulkan kebingungan masyarakat.
Dengan jumlah kasus yang belum menurun, epidemiolog Universitas Hasanuddin Ridwan Amiruddin menilai pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga wacana diberlakukannya new normal atau normal baru oleh pemerintah masih terlalu dini.
Dia menjelaskan, sasaran dari diberlakukannya new normal ialah agar masyarakat bisa kembali bekerja/melakukan aktivitas seperti biasanya sehingga perekonomian bisa tetap berjalan di tengah pandemi covid-19.
“Negara lain, seperti di Jepang, melakukan pelonggaran setelah enam pekan kurvanya melandai. Sementara di Indonesia kan kurva kita masih mau menuju titik puncak. Belum sampai pada pelandaian kurva. Jadi, terlalu cepat, terlalu dini kita masuk ke kehidupan new normal. New normal itu syaratnya kalau covid-19 sudah terkendali,” tutur Ridwan.
Menurutnya, pelonggaran PSBB dan wacana kehidupan new normal berisiko melahirkan gelombang kedua pandemi. Gelombang kedua ialah ledakan kasus yang bisa terjadi pada semua penyakit menular.
Menurut laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, jumlah penambah an kasus terkonfi rmasi positif covid-19, Kamis (28/5), sebanyak 687 orang sehingga total kasus positif korona hingga kemarin telah mencapai 24.538 pasien. Dari jumlah itu, 6.240 dinyatakan sembuh dan 1.496 meninggal. (Aiw/Ata/X-6)
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tim akademisi dari DRRC UI merilis buku yang membahas tentang risiko dari biological hazard dapat memberi pengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat global.
Epidemiolog Masdalina Pane menjelaskan belum ada sinyal bahwa virus HKU5-CoV-2 menyebabkan wabah atau pandemi baru.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved