Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pandemi Dinilai belum Capai Puncak

Aiw/Ata/X-6
29/5/2020 07:05
Pandemi Dinilai belum Capai Puncak
Pejalan kaki memakai masker saat melintas di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, kemarin.(MI/BARY FATHAHILAH)

EPIDEMIOLOG Universitas Indonesia Syahrizal Syarif mengatakan wabah covid-19 di Tanah Air masih belum mencapai puncak. Situasi pandemi covid-19 di Indonesia, menurut dia, saat ini masih berada dalam tahap fluktuatif. Hal itu dapat dilihat dari jumlah kasus yang tidak konsisten setiap harinya.

“Lihat saja peningkatan rata-rata mingguan nya dalam dua minggu terakhir. Minggu lalu (rata-rata peningkatan) 535 dan minggu ini sekitar 677. Dari situ saja jelas bahwa wabah di Indonesia masih meningkat belum mencapai puncak,” tegas Syahrizal dalam diskusi daring Pasca-PSBB dan Kehidupan Normal Baru, kemarin.

Syahrizal menilai, sejak awal pemerintah memang sudah agak terlambat dan cukup gagap merespons munculnya wabah. Regulasi yang diberlakukan dipandang juga sempat simpang siur dan menimbulkan kebingungan masyarakat.

Dengan jumlah kasus yang belum menurun, epidemiolog Universitas Hasanuddin Ridwan Amiruddin menilai pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga wacana diberlakukannya new normal atau normal baru oleh pemerintah masih terlalu dini.

Dia menjelaskan, sasaran dari diberlakukannya new normal ialah agar masyarakat bisa kembali bekerja/melakukan aktivitas seperti biasanya sehingga perekonomian bisa tetap berjalan di tengah pandemi covid-19.

“Negara lain, seperti di Jepang, melakukan pelonggaran setelah enam pekan kurvanya melandai. Sementara di Indonesia kan kurva kita masih mau menuju titik puncak. Belum sampai pada pelandaian kurva. Jadi, terlalu cepat, terlalu dini kita masuk ke kehidupan new normal. New normal itu syaratnya kalau covid-19 sudah terkendali,” tutur Ridwan.

Menurutnya, pelonggaran PSBB dan wacana kehidupan new normal berisiko melahirkan gelombang kedua pandemi. Gelombang kedua ialah ledakan kasus yang bisa terjadi pada semua penyakit menular.

Menurut laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, jumlah penambah an kasus terkonfi rmasi positif covid-19, Kamis (28/5), sebanyak 687 orang sehingga total kasus positif korona hingga kemarin telah mencapai 24.538 pasien. Dari jumlah itu, 6.240 dinyatakan sembuh dan 1.496 meninggal. (Aiw/Ata/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya