Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PANDEMI covid-19 yang kini melanda Indonesia dan dunia membuat pemerintah harus mengeluarkan imbauan agar masyarakat tetap di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Namun, ancaman penyakit lain juga merebak di Indonesia di tengah musim hujan yang belum berakhir, yaitu demam berdarah dengue (DBD).
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, dari 1 Januari hingga 27 April saja, ada 49.563 kasus DBD dengan penyebaran terbanyak terjadi di Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, Lampung, dan Jawa Timur. Nyamuk Aedes Aegypti yang membawa penyakit itu, memang senang berkeliaran di dalam rumah.
Brand Manager Telon Lang Plus Ratu Anggi mengatakan, orang tua dituntut lebih waspada pada kebersihan rumah, mengingat gejala DBD bisa berakhir parah pada anak, terutama bayi dan balita. Selain menerapkan pencegahan dengan 3M Plus (menguras, menutup, mengubur plus perlindungan untuk bayi), orang tua bisa menggunakan bahan alami untuk mencegah gigitan nyamuk pembawa DBD
Salah satunya ialah baluran minyak telon antinyamuk yang berasal dari tanaman kayu putih. Kandungan Cineol-1,8 dalam tanaman kayu putih, terbukti mampu menjadi senyawa antivirus, sedangkan kandungan Natural Rhodinol melindungi anak dari DBD.
"Kandungan utama Oleom Cajuputi (minyak kayu putih) dengan Cineol-1,8 berfungsi sebagai antivirus. dan juga kandungan natural rhodinol terbukti bisa melindungi bayi dari gigitan nyamuk aedes aegypti," kata Ratu Anggi dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga : Hari ini Kasus Penambahan Positif Korona Tertinggi
Kandungan cineol-1,8 bahkan dipercaya bisa menjadi antivirus korona berdasarkan hasil riset yang ada.
Ratu Anggi menjelaskan, untuk bayi agar bisa memanfaatkan kandungan cineol-1,8 sebagai antivirus corona cukup dengan mencampurkan minyak kayu putih ke dalam baskom berisi air hangat. Uap dari air tersebut kemudian dihirupkan ke bayi dalam posisi tengkurang dan ditepuk-tepuk punggungnya.
Riset terkait Cineol-1,8 sebagai antivirus korona dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembamgan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertaniam dengan menggandeng PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) untuk produksi massal dan kegiatan pemasaran produk yang terkait.
Riset itu menyasar tanaman atsiri (eucalyptus) yang juga mengandung Cineol-1,8 untuk dikembangkan sebagai antvirus korona. Nantinya riset akan mematenkan 3 produk antivirus korona. (RO/OL-7)
Kemdiktisaintek menegaskan komitmennya untuk memperkuat perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual (KI) dari hasil riset dan inovasi perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
MENTERI Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Brian Yuliarto mengatakan upaya penguasaan riset jadi tanggung jawab bersama.
Para peneliti dan akademisi memiliki tugas mulia dalam memajukan industri dan menghasilkan SDM unggul.
Program S3 bergelar PhD tersebut terbuka untuk dosen dan profesional di Indonesia, dengan sistem pembelajaran berbasiskan riset (by research) selama tiga tahun.
Penelitian ini membuka peluang baru dalam pengembangan bahan biomimetik yang lebih kompatibel dengan sistem biologis.
Peneliti Rice University dan University of Houston menciptakan biopolimer baru sekuat logam namun fleksibel seperti plastik, tanpa polusi.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved