Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

​​​​​​​Orasi di Dies Natalies UNJ, Wapres Soroti Kualitas SDM

Indriyani Astuti
16/5/2020 11:00
​​​​​​​Orasi di Dies Natalies UNJ, Wapres Soroti Kualitas SDM
Wakil Presiden Ma'ruf Amin(ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

WAKIL Presiden Ma'ruf Amin kembali menyoroti peningkatan sumber daya manusia (SDM) unggul di Indonesia. Iamenyampaikan bahwa salah satu kriteria SDM unggul adalah tingkat produktivitas. Namun produktivitas pekerja Indonesia bukan yang terbaik di kawasan ASEAN. 

Hal itu ia sampaikan dalam orasi ilmiah virtual pada Dies Natalis ke-56 Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Tahun 2020 di Jakarta, pada Sabtu (16/5).

"Berdasarkan data Asian Productivity Organization (APO) yang diterbitkan dalam APO Productivity Databook 2019, posisi produktivitas per pekerja Indonesia berada pada peringkat ke-5 dari 10 negara ASEAN yang tergabung dalam APO," ujarnya.

Dipaparkannya juga, produktivitas per pekerja Indonesia berkisar US$26 ribu, hanya seperlima dari Singapura yang berada di peringkat pertama dengan produktivitas per pekerja sebesar US$142,3 ribu. Produktivitas per pekerja Indonesia juga masih terpaut jauh dengan Malaysia dengan produktivitas per pekerja sebesar US$60 ribu atau lebih dari dua kali lipat Indonesia.

"Dari data di atas, upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM agar dapat berkompetisi secara global masih harus terus dipacu. Dan lembaga pendidikan, termasuk kampus UNJ, turut memikul tanggung jawab yang besar dalam upaya tersebut," ucapnya.

Ia menyampaikan jumlah penduduk Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi masih terbatas. Mengutip data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS-BPS) Agustus 2019 hanya sekitar 12,27 juta atau hanya 9,7% yang berkesempatan menikmati pendidikan tinggi dan merupakan lulusan universitas.

"Dari 126,57 Juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja," ujarnya.

Baca juga: Siswa dan Guru Madrasah Dapat Diskon Kuota Internet 60%

Berbicara mengenai peningkatan kapasitas untuk berkompetisi secara global, imbuhnya, Indonesia harus memulainya dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). SDM unggul, terang Wapres, adalah SDM yang sehat, cerdas, memiliki produktivitas tinggi, produktif dalam menghasilkan sesuatu yang manfaat dan maslahat, memiliki semangat untuk berkompetisi, cinta tanah air, dan berakhlak mulia, ber-akhlakul karimah.

Pengembangan SDM unggul, imbuhnya, dimulai dari lingkungan pendidikan, termasuk kampus antara lain UNJ. 

Wapres menjelaskan bahwa mengembangkan SDM unggul, sebuah kampus tidak hanya cukup mengandalkan pembelajaran dalam ruang kelas saja, tetapi juga harus dapat menangkap berbagai dinamika dalam masyarakat, dan menjadi katalisator peningkatan kapasitas masyarakat.

Wapres menambahkan, SDM unggul juga harus memiliki karakter, integritas atau dengan kata lain ber-akhlakul karimah atau bersikap sesuai dengan identitas kita sebagai warga Indonesia.

"SDM yang memiliki keunggulan kompetitif secara global juga selayaknya tetap berpijak pada kearifan lokal," pesannya.

Ia pun teringat dengan Presiden Indonesia Ke-3 Bapak Prof. Dr. B.J. Habibie yang selalu dijuluki “otak Jerman tapi berhati Mekkah.”

Julukan tersebut, kata Wapres, mengandung arti bahwa otak, atau kemampuan bangsa Indonesia bisa bersaing di tengah era global, tapi hati atau jati diri tetap harus melekat sesuai dengan identitas dan akhlak sebagai insan nusantara.

Baca juga: Belajar di Rumah bukan untuk Kejar Kurikulum

Terkait dengan upaya peningkatan kapasitas dan penguatan identitas tersebut, Wapres memberikan masukan supaya kampus sebagai pendidikan tinggi menerapkan sejumlah hal.

Pertama, ia meminta perguruan tinggi secara kreatif menyisipkan dalam bahan ajaran untuk memantapkan kesadaran dan pemahaman ideologi negara, yakni Pancasila, sebagai satu-satunya ideologi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan kokohnya ideologi Pancasila, kita memperkuat identitas kebangsaan kita.

Kedua, upaya pengasahan dan penguatan karakter pada mahasiswa, agar senantiasa menempatkan kepentingan masyarakat sebagai yang utama tanpa memandang suku, agama, maupun golongan.

Pendidikan karakter sambil menanamkan identitas lokal perlu dilaksanakan dalam porsi yang sama dengan pendidikan kompetensi.

"Akan tetapi metode pendidikan karakter tersebut haruslah lebih inovatif dan kreatif agar tetap menarik dan efektif," tuturnya.

Ketiga, peningkatan pendidikan yang berbentuk hard skill, yaitu pendidikan pengembangan kemampuan teknis sesuai bidangnya. Tetapi ia berpesan agar jangan melupakan pendidikan pengembangan soft skill, yaitu pendidikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi yang persuasif dengan masyarakat, kemampuan mengembangkan jejaring, dan kemampuan melakukan koordinasi.

"Dengan kombinasi hard skill dan soft skill yang baik, maka akan tercipta lulusan yang humanis, dan mampu menghadapi perubahan sosial," ucap Wapres.

Dalam Dies Natalis tahun ini, UNJ mengangkat tema “Pengembangan Kapasitas Global dan Identitas Lokal dalam Era Digital.” Menurutnya tema tersebut sangat relevan dengan situasi saat ini, di mana kehidupan semakin global dan pemanfaatan teknologi digital semakin maju. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya