Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ISU asteroid menghantam bumi pada 8 Mei 2020 tak terbukti. Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (Lapan) juga sebelumnya menyatakan asteroid berukuran raksasa akan menabrak bumi pada pertengahan bulan Ramadan adalah informasi yang tidak benar. Kendati demikian, penduduk bumi masih harus tetap waspada, pasalnya potensi jatuhnya benda langit sehingga mengancam kehidupan di bumi masih tetap ada.
Peneliti Astronomi Imah Noong, Hendro Setyanto menyampaikan, asteroid yang diisukan jatuh ke bumi jaraknya masih sangat jauh dengan bumi sehingga tidak akan membahayakan manusia.
"Kita tahu bahwa hari ini, asteroid berada pada jarak terdekat dengan bumi. Tapi itu bukan berarti membahayakan bumi kita, lintasannya masih cukup jauh dan para ilmuwan mengatakan tidak mungkin menjadikan bencana di bumi," kata Hendro di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (7/5) malam.
Namun begitu, dia menerangkan, hal itu sebenarnya masih mungkin terjadi. Artinya, kejadian asteroid menghantam bumi adalah sebuah kemungkinan.
"Kita pernah melihat contohnya tahun 1997 kalau saya tidak salah, komet yang terperangkap oleh medan gravitasi planet Jupiter," ujarnya.
Menurut Hendro, asteroid sebetulnya adalah sebuah benda luar angkasa seperti halnya komet, bulan dan bumi yang mengorbit matahari. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan segalanya bisa diprediksi manusia.
"Secara ilmu pengetahuan, dalam hal ini astronom, mampu memprediksi dengan baik apakah benda luar angkasa itu akan menjadi bencana atau tidak di bumi," bebernya.
Dengan banyaknya benda di luar angkasa, salah satunya satelit buatan manusia, Hendro mengungkapkan, benda-benda tersebut sangat berpotensi membahayakan kehidupan di bumi.
"Karena bisa jadi, satelit-satelit yang tidak dipakai itu kemudian jatuh ke bumi," tuturnya.
baca juga: Belajar dari Rumah Bisa Bikin Stres Orangtua dan Anak
Oleh sebab itu, dia melanjutkan, sangat penting sekali bagi Indonesia yang berada di khatulistiwa memiliki fasilitas yang bisa mengantisipasi ancaman jatuhnya benda-benda langit tersebut.
"Jangan sampai kalau misalkan ada suatu benda jatuh, tidak diantisipasi karena dampaknya akan luar biasa. Apalagi kalau itu benda seperti meteor, asteroid yang ukurannya tidak kecil, dan kalau itu jatuh ke bumi, dampaknya luar biasa," jelasnya. (OL-3)
Peristiwa titik balik matahari, yakni ketika matahari berada di titik paling utara maupun selatan saat mengalami gerak semu tahunan.
Planetarium memfasilitasi masyarakat untuk menikmati gerhana matahari cinci dengan kacamata untuk melihat proses gerhananya. Teleskop kita sediakan 10
Fenomena alam ini menarik banyak wisatawan yang beruntung berada di Dieng, sehingga mereka dapat menyaksikan langsung embun beku tersebut.
Alga tersebut dideskripsikan pertama kali oleh Aristoteles pada abad ketiga Sebelum Masehi, namun baru pada 2019 diidentifikasi secara formal dan diberi nama latin Sanguina nivaloides.
Fenomena Aurora, yang dikenal sebagai Northern Lights atau Aurora Borealis, telah terjadi di sebagian negara di wilayah Eropa hingga Amerika Serikat.
Kapsul yang membawa sampel tersebut memasuki atmosfer sebelum pukul 02.30 waktu Jepang, menciptakan bola api seperti bintang jatuh saat memasuki atmosfer Bumi.
Kapsul pembawa sampel asteroid Ryugu jatuh di wilayah Australia pada Minggu waktu setempat. Kemudian, kapsul dari pesawat luar angkasa Hayabusa2 itu diterbangkan ke Jepang.
Roket Atlas V yang bertanggung jawab untuk mendorong pesawat itu dijadwalkan lepas landas pada Sabtu (16/10) pukul 05.34 waktu setempat dari Cape Canaveral.
Pesawat DART dijadwalkan dikirimkan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 pada 23 November pukul 22.20 waktu setempat dari Pangkalan Udara Vandenberg, California.
Sebuah asteroid besar, yang ukurannya sebanding dengan gedung tertinggi di Bumi, sedang menuju planet ini pada pertengahan Desember, seperti yang dicatat oleh pelacak asteroid NASA.
Para Ilmuan di NASA tidak sabar menganalisis sampel asteroid Bennu yang diperkirakan sampai ke Bumi pada september.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved