Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Sebuah bola api seukuran tomat ceri yang menghantam atap rumah di kawasan metro Atlanta, Juni lalu, ternyata berasal dari meteorit berusia 20 juta tahun lebih tua daripada Bumi.
Scott Harris, ahli geologi planet dari Universitas Georgia, mengungkapkan temuan itu setelah menganalisis 23 gram sampel batuan luar angkasa yang menembus rumah seorang warga di McDonough, Henry County.
“Meteorit ini terbentuk 4,56 miliar tahun lalu, sedangkan Bumi berusia 4,54 miliar tahun,” jelasnya dalam rilis pers Jumat.
Menurut Harris, meteorit itu berasal dari sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter, kemungkinan sisa pecahan asteroid besar yang hancur 470 juta tahun silam. Bahkan, pemilik rumah mengaku masih menemukan debu kosmik di ruang tamunya.
Tim peneliti dari Universitas Georgia dan Arizona State University telah mengajukan nama Meteorit McDonough ke Meteorological Society. Batu angkasa ini menjadi meteorit ke-27 yang tercatat di Georgia sejak 1788, dan salah satu dari hanya enam yang disaksikan langsung saat jatuh.
Peristiwa langka itu sempat menghebohkan warga Atlanta. Sekitar pukul 12.30 siang, bola api terang disertai suara gemuruh terlihat hingga Carolina Utara dan Selatan, sebelum menembus atap rumah. Awalnya Badan Cuaca Nasional AS mengira kilatan itu hanyalah petir.
Harris menegaskan, penelitian meteorit bukan sekadar soal sejarah kosmik, tetapi juga kesiapan menghadapi ancaman asteroid besar. “Selalu ada kemungkinan suatu objek raksasa menabrak Bumi tanpa diduga. Jika bisa dicegah, kita harus melakukannya,” katanya.
David Hole sedang berburu emas di Taman Regional Maryborough, dekat Melbourne, Australia pada 2015 silam. Dengan menggunakan detektor logam, ia menemukan sesuatu yang sangat menarik
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved