Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PASIEN demam berdarah dengue (DBD) yang meninggal dunia paling besar terjadi di anak-anak usia 5-14 tahun.
"Dari 310 pasien meninggal dunia akibat DBD per 27 April, usia lima sampai 14 tahun mencapai 35%," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Selasa (28/4).
Baca juga: Dalam 3 Hari, Kasus DBD Bertambah Hampir 4.000
Anak usia satu sampai empat tahun pun banyak yang meninggal akibat DBD tahun ini yakni mencapai 27%.
"Lalu umur 15 sampai 44 tahun ada sebanyak 14% yang meninggal akibat DBD," ujar Siti.
Baca juga: Ayah Tegaskan Higuain akan Bertahan di Juventus
Anak usia di bawah satu tahun pun rentan meninggal akibat DBD. Tercatat, ada 13% dari 310 kasus meninggal akibat DBD di Indonesia merupakan anak di bawah satu tahun.
"Sebanyak 11% sisanya yang meninggal adalah umur 44 tahun ke atas," tutur Siti.
Baca juga: Sanksi Denda atau Kurungan 3 Bulan bagi tak Bermasker Diterapkan
Jika melihat dari total keseluruhan kasus DBD di Indonesia, kelompok usia 15 sampai 44 tahun paling banyak. Dari total keseluruhan kasus DBD yang mencapai 49.563 per Senin (27/4), sebanyak 35% berusia 15 sampai 44 tahun.
"Lalu kasus anak usia empat sampai 15 tahun ada 29%. Anak usia 1 sampai 4 tahun ada 20%. Usia di atas 44 tahun ada 11%, dan di bawah satu tahun ada 5%," ucap Siti. (X-15)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved