Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Kasus DBD Melonjak, Kemenkes Sebut Belum Ada Penanganan Khusus

Ihfa Firdausya
20/4/2020 17:23
Kasus DBD Melonjak, Kemenkes Sebut Belum Ada Penanganan Khusus
Petugas melakukan fogging di Kecamatan Sukamajay,Depok, Jawa Barat(MI/Bary Fatahillah)

SELAIN wabah covid-19, Indonesia juga masih dilanda kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terus meningkat tahun ini.

Catatan Kementerian Kesehatan menyebutkan, hingga pertengahan April 2020, ada lebih dari 41 ribu kasus DBD di Tanah Air.

Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur menjadi dua provinsi teratas jumlah kasus DBD. Per 16 April 2020, Jabar menempati peringkat pertama dengan 6.337 kasus sedangkan NTT 4.679 kasus.

Sementara untuk data sebaran kematian akibat DBD, peringkat pertama ditempati NTT dengan 48 kasus diikuti Jawa Tengah dengan 39 kasus.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut tidak ada penanganan khusus DBD selama pandemi covid-19.

Baca juga : MUI: Takut Terhadap Covid-19 Bukan Perbuatan Musyrik

"Hanya lebih hati-hati saja karena ada beberapa kasus yang bersamaan, DBD tapi kemudian menjadi covid-19," ungkap Nadia kepada Media Indonesia, Jumat (17/4) lalu.

"Untuk fogging kita memperhatikan kebijakan jaga jarak. Lalu, tidak ada penyemprotan di dalam rumah," imbuhnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan Pemerintah untuk mewaspadai lonjakan kasus demam berdarah di Tanah Air. Lestari mengutip data Kemenkes yang menyatakan per 14 April 2020 jumlah kasus DBD telah mencapai 41.883 kasus yang lebih tinggi dari total kasus tahun lalu sebanyak 40.425.

"Saya memahami, pemerintah saat ini memang dihadapkan pada persoalan kesehatan yang rumit dan berat terkait dengan wabah covid-19, namun tren naiknya jumlah kasus DBD juga jangan diabaikan," ujar Lestari dalam keterangan resmi, Kamis (16/4). (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik