Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Empat Kali Gempa Tektonik Awal April, BMKG: Lebih Waspada

Ferdian Ananda Majni
08/4/2020 14:50
Empat Kali Gempa Tektonik Awal April, BMKG: Lebih Waspada
Warga melihat bangunan rusak akibat gempa bumi di Kecamatan Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat.(Antara/Budiyanto)

SEJAK awal April, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan aktivitas seismik di Samudera Hindia bagian selatan, yang ditandai empat kali gempa tektonik.

Rinciannya, gempa tektonik 4,3 skala richter (SR) pada 2 April, gempa 4,9 SR pada 5 April, kemudian gempa 3,0 SR dan gempa 5,2 SR yang keduanya pada 7 April.

Menyoroti aktivitas gempa yang meningkat di awal April, Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan peningkatan aktivitas seismik patut diwaspadai. Sebab, zona selatan Jawa Timur adalah zona megathrust yang memiliki histori gempa kuat.

Baca juga: BMKG Pastikan Ancaman Gempa Megathrust Nyata

"Pernah memicu tsunami yang terjadi terakhir pada tahun 1994 sebagai tsunami Banyuwangi," kata Daryono kepada Media Indonesia, Rabu (8/4).

Namun, peristiwa gempa besar belum bisa diprediksi. Menurutnya, hampir semua peristiwa gempa besar ditandai dengan gempa pembuka.

"Hampir pasti, semua gempa besar ada gempa pendahuluannya (gempa pembuka). Tapi untuk menilai aktivitas gempa sebagai gempa pembuka, tidak mudah," imbuh Daryono.

Dia menjelaskan aktivitas gempa juga sulit dipolakan. Sehingga, peningkatan aktivitas seismik juga belum tentu berujung terjadinya gempa kuat. "Tetapi berakhir dengan sendirinya. Sehingga kewaspadaan dan kesiagaan selalu menjadi penting," paparnya.

Baca juga: Orangtua Harus Buat Anak tak Panik Saat Gempa

Meskipun gempa tidak bisa diprediksi, dia berharap masyarakat dapat melakukan mitigasi bila suatu waktu terjadi gempa dan tsunami. "Masyarakat perlu memahami cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami. Menyiapkan bangunan aman gempa dan tata ruang pantai berbasis risiko bencana tsunami," tutur Daryono.

Sebelumnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menyebut peningkatan aktivitas kegempaan akhir-akhir ini patut diwaspadai semua pihak. Sebab, peristiwa gempa kuat dapat terjadi kapan saja dan hingga saat ini belum dapat diprediksi.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya