Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
WABAH coronavirus disease atau Covid-19 telah berdampak negatif di bidang ekonomi dan sosial. Lantaran itud dibutuhkan segera gotong royong berbasis komunitas perangi Covid-19. Apalagi di saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Mohammad Zahri, mengungkapkan perlunya gotong royong berbasis komunitas dengan segera. Hal ini menurutnya darurat, mengingat lonjakan pandemi telah mempengaruhi bidang ekonomi dan sosial.
Yang dimaksud berbasis komunitas menurutnya, menggerakkan semua lapisan masyarakat secara bahu membahu, tolong menolong atau bekerjasama melawan pandemi dengan berbagai kekuatan komunitas yang ada, tanpa terkecuali di lingkungan terkecil seperti RT atau RW.
“Ini darurat. Kita butuh segera gotong royong berbasis komunitas di tingkat RT atau RW. Lonjakan pandemi telah mempengaruhi bidang ekonomi dan sosial. Komunitas yang ada di seluruh lapisan masyarakat harus bergotong-royong dengan sukarela, saling membantu satu sama lain. Bisa dengan membantu pengadaan alat kesehatan, Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis, hand sanitizer, masker, vitamin, dan sebagainya. Bisa juga membantu dalam hal pengadaan sembako, meskipun hanya menyediakan satu nasi bungkus bagi saudara-saudara kita yang terkena dampak korona," ungkap Zahri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/4).
Zahri menjelaskan, gotong royong berbasis komunitas adalah skala kecil. Skala kecil lebih mudah dikendalikan, lebih saling mengenal satu sama lain, dan lebih mudah membangunnya. Menurutnya, Indonesia bisa mengatasi ancaman virus ini manakala kita tetap menjaga, disiplin, dengan semangat gotong royong yang merupakan nilai-nilai Pancasila.
Ia mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi melawan pandemi berbasis komunitas. Dan ini menurutnya dilakukan tidak hanya di pusat melainkan juga menyentuh tingkat provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan, desa, bahkan sampai RT dan RW.
“Gotong royong merupakan nilai-nilai Pancasila. Pemerintah perlu membangkitkan budaya gotong royong ini. Berilah contoh dan model, libatkan banyak komunitas terutama di lingkungan seperti ibu-ibu PKK atau karang taruna, bangun nilai-nilai kegotongroyongan dan kemanusiaan sehingga tercipta keadilan. Tentu bukan hanya rakyat kecil. Namun seperti Komunitas Pengusaha, Komunitas Olahraga, Komunitas Pramuka, Komunitas Dokter, Komunitas Akuntan, Komunitas Pengacara, Komunitas Psikolog, Komunitas Guru, Komunitas Jurnalis, dan sebagainya,” paparnya..
Menurut Zahri, darurat gotong royong ini dapat menyelesaikan problem kemanusiaan. Ia berharap, gotong royong berbasis komunitas ini menjadi satu langkah nyata menangani berbagai dampak akibat pandemi korona. Bidang garapannya, sesuai keahlian komunitas. Misalnya, komunitas guru, dengan edukasi. Ulama dengan memberikan nasihat keagamaan dan sebagainya. (OL-13)
Baca Juga: Tidak Ada Pemasukan, Sopir Taksi Online di Bekasi Gantung Diri
Baca Juga: BNPB: PSBB Jakarta Langsung Diterapkan Hari Ini
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved