Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

BMKG: 965 Gempa Tektonik Terjadi di Bulan Maret 2020

Ihfa Firdausya
02/4/2020 14:57
BMKG: 965 Gempa Tektonik Terjadi di Bulan Maret 2020
Seismometer(ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 965 kali gempa tektonik selama bulan Maret 2020 di wilayah Indonesia. Jumlah ini meningkat dari bulan Februari lalu sebanyak 779 kali gempa.

Sementara untuk gempa bumi signifikan (M>5,0) terjadi sebanyak 16 kali selama Maret 2020. Jumlah ini menurun dari bulan sebelumnya yakni sebanyak 27 kali.

Baca juga: BPJS Kesehatan Tunggu Perpres Baru Terkait Iuran JKN

Menurut Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono aktivitas gempa yang terjadi bulan lalu didominasi oleh aktivitas gempa dengan magnitudo kecil (M<5,0) yang terjadi sebanyak 949 kali.

"Jumlah gempa kecil ini meningkat dari bulan sebelumnya Februari sebanyak 752 kali," katanya, Kamis (2/4).

"Gempa bumi dengan guncangan dirasakan oleh masyarakat terjadi sebanyak 60 kali, jumlah ini menurun dari bulan sebelumnya Februari, sebanyak 76 kali," imbuhnya.

Selama bulan Maret 2020, terjadi satu kali gempa yang mengakibatkan kerusakan, yakni Gempa Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi dengan kekuatan M=5,1 pada 10 Maret 2020 pukul 17.18.04 WIB.

Gempa bumi destruktif ini menyebabkan lebih dari 700 bangunan rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal dan sekitarnya.

Untuk wilayah yang aktif terjadi gempa bumi pada bulan Maret di antaranya (1) Aceh dan Nias (2) Lampung, Selat Sunda, dan Jawa Barat (3) Bali, Lombok, dan Sumba (4) Alor dan Kupang (5) Ambon dan Seram (6) Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara (7) Laut Maluku, dan (8) Mamberamo Papua.

Baca juga: Dua Gempa Bumi di Maluku dan Bali tak Berpotensi Tsunami

"Terkait adanya peningkatan aktivitas gempa bumi pada bulan Maret 2020, masyarakat diiimbau agar tetap tenang. Fenomena naik turun atau fluiktuasi jumlah aktivitas gempa bulanan semacam ini merupakan hal biasa," terang Rahmat.

"Namun demikian sebaiknya kita tetap waspada mengingat wilayah kita memang merupakan kawasan rawan gempa, sehingga gempa kuat dapat terjadi kapan saja," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya