Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Menteri KLHK Puji TPA di Lombok Barat Olah Sampah Jadi Briket

Ferdian Ananda Majni
09/3/2020 08:15
Menteri KLHK Puji TPA di Lombok Barat Olah Sampah Jadi Briket
Menteri KLHK Siti Nurbaya bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Minggu (8/3/2020).(MI/Ferdian Ananda Majni)

MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memuji keberhasilan proses pengolahan sampah TPA Regional Kebon Kongok di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi energi dengan menggunakan teknologi Refused Derived Fuel.

Teknologi itu mampu mengubah sampah menjadi briket yang dapat menjadi substitusi batu bara sebagai bahan bakar ramah lingkungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU. Alat pengolah sampah ini sebagian sudah mampu dibuat mandiri oleh Indonesia.

"Saya dan pak gubernur mengunjungi TPA, kami sudah mendapat laporan  bahwa sudah ada akitvitas teknologi RDF. Dari sampah menjadi bahan bakar dengan teknik pellet dan melihat tadi bagus sekali. Mesinnya juga dibuat sendiri, lalu pakai mesin pencacah. Tekniknya dengan fermentasi, mesin pembentuk pelletnya. Itu bisa jadi bahan substitusi batu bara untuk PLTU. Selain juga bisa untuk gas," kata Menteri Siti, saat mengunjungi TPA Regional Kebon Kongok di Lombok Barat, NTB, Minggu (8/3).

Menteri Siti sangat mengapresiasi langkah konkrit yang ditunjukan oleh Pemprov NTB yang telah bekerjasama dengan PT PLN dan PT Indonesia Power untuk merealisasikan proyek pengolahan sampah tersebut.

Proyek itu juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat sebagai sumber bahan baku sampahnya, sehingga dikenal juga dengan istilah Program Jeranjang Olah Sampah Setempat (JOSS). Dengan pelibatan masyarakat, maka selain lingkungan menjadi bersih dari sampah juga memutar ekonomi melalui skema circular economy.

"langkah ini sangat baik, seperti tadi saya katakan. Ini contoh yang konkrit di lapangan, hasilnya juga kelihatan. Nanti masyarakat akan dapat manfaatnya," sebutnya

Melalui teknologi RDF di TPA Kebon Kongok, Menteri Siti berharap permasalahan sampah di NTB khususnya di Mataram, Lombok dapat selesai. Dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 30 ton per hari dan akan terus ditingkatkan, maka diharapkan produksi sampah per hari yang mencapai 300 ton bisa diselesaikan.

"Yang pasti masalah sampah kita selesaikan. Jadi dari 300 ton sampah per hari tadi sudah diolah 30 ton dan akan ditingkatkan menjadi 100 ton, pak gubernur malah minta 200 ton. Teknologinya juga bagus, kita dorong," ungkap Menteri Siti.

Menteri Siti juga berpesan agar proyek ini dilakukan pendaftaran kepada sistem registrasi nasional untuk emisi karbonnya. Karena ini juga salah satu upaya mengurangi emisi karbon yang didengungkan bersama oleh masyarakat dunia untuk mencegah perubahan iklim. Keberhasilan ini juga diharapkan dapat dipatenkan sebagai teknologi canggih pengolahan sampah yang berasal dari NTB.

"Ini perdesaan tapi teknologinya canggih. Segera juga didaftarkan hak patennya ke kantor Kementerian Hukum dan HAM, kalau emisi karbonnya nanti daftar di KLHK. Dengan demikian apa yang menjadi hak cipta, apa yang sesungguhnya milik Mataram, milik NTB betul-betul adalah milik NTB," paparnya.

Sementara itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah menyampaikan terima kasih atas kunjungan Menteri LHK dan berharap agar pemerintah saling bekerja menyelesaikan permasalahan sampah nasional.

baca juga: Dua Pasien Baru dalam Kondisi Baik

"Sekali lagi terima kasih, ini bentuk perhatian pemerintah pusat dan Bu Menteri langsung datang ke sini, dan PLN juga Indonesia Power menunjukkan keseriusannya sedemikian rupa agar masalah sampah ini diselesaikan untuk energi," katanya.

Pada kesempatan ini, Menteri LHK juga melakukan penanaman pohon Klicung (Diospyros macrophylla) tumbuhan kayu khas NTB. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya