Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Presiden Jokowi Puji Pendidikan Moderasi ala Kiai Asep

Andhika Prasetyo
29/2/2020 16:23
Presiden Jokowi Puji Pendidikan Moderasi ala Kiai Asep
Presiden Jokowi berjalan beririnan bersama KH Asep Saifuddin Chalim di UINSA Surabaya, Sabtu (29/02/2020).(Antara)

PRESIDEN Joko Widodo memuji sosok KH Asep Saifuddin Chalim sebagai tokoh bangsa yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.

Atas perannya tersebut, ia dikukuhkan sebagai guru besar bidang sosiologi oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, Jama Timur, Sabtu (29/2), yang dihadiri oleh Presiden Jokowi.

"Saya mengikuti terus perjuangan beliau, Bapak Kiai Asep, dalam mengembangkan studi Islam dan model-model pendidikan yang inovatif untuk membangun umat dan bangsa. Beliau tidak hanya mewujudkan manusia unggul tetapi juga berakhlakul karimah," ujar Jokowi.

Baca juga: UNS Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini, memang sangat diperlukan pedoman-pedoman yang bisa menjaga masyarakat untuk tetap berada di jalan yang benar.

Jika tidak diimbangi dengan nilai-nilai yang baik, perubahan zaman akan memengaruhi perilaku keagamaan dan kepercayaan seseorang terhadap sebuah sistem ideologi, tata negara dan kehidupan sosial.

Baca juga: Guru Besar Diwajibkan Menulis di Jurnal Bereputasi dan Buku

Hingga akhirnya muncullah gerakan-gerakan ekstremis yang memicu peperangan dan konflik di beberapa negara.

"Di sinilah pendidikan moderasi yang dianut warga NU dan yang dikembangkan Kiai Asep sangat relevan untuk kita aplikasikan," ungkapnya.

Baca juga: Pasangan Suami Istri Barengan Ditetapkan Guru Besar Tetap UI

Pendidikan moderasi tersebut meliputi pendidikan yang mengusung nilai dan karakter tawassuth atau bersikap moderat, tawazzun atau bersikap seimbang, iktidal atau bersikap adil dan tasamuh yang artinya bersikap toleran.

"Nilai-nilai tersebut dapat menjadi kekuatan pendidikan dalam menjaga Pancasila dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, merawat persatuan dan kesatuan bangsa serta membangun masyarakat yang madani," tuturnya.

Tidak hanya menyumbang pemikiran-pemikiran, pria yang merupakan anak dari pendiri Nahlatul Ulama (NU) KH Abdul Chalim, ulama asal Jawa Barat, itu juga menciptakan banyak karya yang disegani masyarakat.

Baca juga: Jadi Guru Besar IPB, Arif Satria Soroti Krisis Lingkungan

Salah satu dari karya-karya tersebut yakni buku berjudul 'Aswaja', yang menurut Presiden merupakan sebuah buku yang sangat apik lantaran menekankan pentingnya pendidikan keagamaan yang benar dalam keluarga.

"Ini sangat penting agar kita terhindar dari pemikiran dan kepercayaan yang menyimpang di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi saat ini," imbuhnya.

Kiai Agus juga menandai sebuah legasi dengan membangun Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto dan di Pacet, Jawa Timur.

Lembaga pendidikan Islam itu ia bangun dari nol sampai menjadi pesantren yang begitu besar. "Saya pernah ke sana dan sekarang informasi yang saya dapat, pesantren itu sudah memiliki lebih dari 10 ribu santri," paparnya.

Tidak hanya itu, kiai asal Majalengka, Jawa Barat, itu juga mendirikan sebuah institut yang membuka layanan pendidikan sarjana dan pascasarjana, yang sebagian mahasiswanya berasal dari beberapa negara.

Institut tersebut memberikan banyak beasiswa dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada para mahasiswa.

Di luar itu, Kiai Asep juga dikenal memiliki perhatian besar dalam meningkatkan kualitas guru dan pesantren. Menurut presiden, sebagai Ketua Umum Persatuan Guru NU (Pergunu), banyak program dan inovasi yang dilakukan oleh Kiai Asep seperti pengembangan metode pembelajaran dan peningkatan fasilitas pesantren serta penguatan keterampilan bagi para guru dan santri.

"Saya dengar anggota Pergunu juga didorong untuk membuat gerakan teacher-preneur, pemberdayaan komunitas berbasis ekonomi kerakyatan, menerapkan kearifan lokal dan sudah memanfaatkan teknologi digital. Ini semua adalah kiprah yang layak kita apresiasi," jelasnya.

Presiden menganggap seluruh pemikiran, kiprah dan karya Kiai Asep dalam membangun umat dan sumber daya manusia (SDM) bangsa yang unggul

sangat selaras dengan agenda besar bangsa Indonesia sekarang ini.

"Kita ingin SDM Indonesia mampu menghadapi tantangan dunia saat ini. Kita ingin SDM Indonesia semakin unggul dan kompetitif sehingga mampu menjadi motor penggerak transformasi bangsa mewujudkan Indonesia Maju," tandasnya.

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Rektor UIN Sunan Ampel Masdar Hilmy, dan Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya