Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PRESIDEN Joko Widodo memuji sosok KH Asep Saifuddin Chalim sebagai tokoh bangsa yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.
Atas perannya tersebut, ia dikukuhkan sebagai guru besar bidang sosiologi oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, Jama Timur, Sabtu (29/2), yang dihadiri oleh Presiden Jokowi.
"Saya mengikuti terus perjuangan beliau, Bapak Kiai Asep, dalam mengembangkan studi Islam dan model-model pendidikan yang inovatif untuk membangun umat dan bangsa. Beliau tidak hanya mewujudkan manusia unggul tetapi juga berakhlakul karimah," ujar Jokowi.
Baca juga: UNS Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini, memang sangat diperlukan pedoman-pedoman yang bisa menjaga masyarakat untuk tetap berada di jalan yang benar.
Jika tidak diimbangi dengan nilai-nilai yang baik, perubahan zaman akan memengaruhi perilaku keagamaan dan kepercayaan seseorang terhadap sebuah sistem ideologi, tata negara dan kehidupan sosial.
Baca juga: Guru Besar Diwajibkan Menulis di Jurnal Bereputasi dan Buku
Hingga akhirnya muncullah gerakan-gerakan ekstremis yang memicu peperangan dan konflik di beberapa negara.
"Di sinilah pendidikan moderasi yang dianut warga NU dan yang dikembangkan Kiai Asep sangat relevan untuk kita aplikasikan," ungkapnya.
Baca juga: Pasangan Suami Istri Barengan Ditetapkan Guru Besar Tetap UI
Pendidikan moderasi tersebut meliputi pendidikan yang mengusung nilai dan karakter tawassuth atau bersikap moderat, tawazzun atau bersikap seimbang, iktidal atau bersikap adil dan tasamuh yang artinya bersikap toleran.
"Nilai-nilai tersebut dapat menjadi kekuatan pendidikan dalam menjaga Pancasila dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, merawat persatuan dan kesatuan bangsa serta membangun masyarakat yang madani," tuturnya.
Tidak hanya menyumbang pemikiran-pemikiran, pria yang merupakan anak dari pendiri Nahlatul Ulama (NU) KH Abdul Chalim, ulama asal Jawa Barat, itu juga menciptakan banyak karya yang disegani masyarakat.
Baca juga: Jadi Guru Besar IPB, Arif Satria Soroti Krisis Lingkungan
Salah satu dari karya-karya tersebut yakni buku berjudul 'Aswaja', yang menurut Presiden merupakan sebuah buku yang sangat apik lantaran menekankan pentingnya pendidikan keagamaan yang benar dalam keluarga.
"Ini sangat penting agar kita terhindar dari pemikiran dan kepercayaan yang menyimpang di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi saat ini," imbuhnya.
Kiai Agus juga menandai sebuah legasi dengan membangun Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto dan di Pacet, Jawa Timur.
Lembaga pendidikan Islam itu ia bangun dari nol sampai menjadi pesantren yang begitu besar. "Saya pernah ke sana dan sekarang informasi yang saya dapat, pesantren itu sudah memiliki lebih dari 10 ribu santri," paparnya.
Tidak hanya itu, kiai asal Majalengka, Jawa Barat, itu juga mendirikan sebuah institut yang membuka layanan pendidikan sarjana dan pascasarjana, yang sebagian mahasiswanya berasal dari beberapa negara.
Institut tersebut memberikan banyak beasiswa dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada para mahasiswa.
Di luar itu, Kiai Asep juga dikenal memiliki perhatian besar dalam meningkatkan kualitas guru dan pesantren. Menurut presiden, sebagai Ketua Umum Persatuan Guru NU (Pergunu), banyak program dan inovasi yang dilakukan oleh Kiai Asep seperti pengembangan metode pembelajaran dan peningkatan fasilitas pesantren serta penguatan keterampilan bagi para guru dan santri.
"Saya dengar anggota Pergunu juga didorong untuk membuat gerakan teacher-preneur, pemberdayaan komunitas berbasis ekonomi kerakyatan, menerapkan kearifan lokal dan sudah memanfaatkan teknologi digital. Ini semua adalah kiprah yang layak kita apresiasi," jelasnya.
Presiden menganggap seluruh pemikiran, kiprah dan karya Kiai Asep dalam membangun umat dan sumber daya manusia (SDM) bangsa yang unggul
sangat selaras dengan agenda besar bangsa Indonesia sekarang ini.
"Kita ingin SDM Indonesia mampu menghadapi tantangan dunia saat ini. Kita ingin SDM Indonesia semakin unggul dan kompetitif sehingga mampu menjadi motor penggerak transformasi bangsa mewujudkan Indonesia Maju," tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Rektor UIN Sunan Ampel Masdar Hilmy, dan Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit. (X-15)
LANGKAH sejumlah negara seperti Prancis dan Inggris yang mulai menunjukkan keseriusan untuk mengakui Palestina dinilai sebagai perkembangan penting.
PBNU kenang Suryadharma Ali sebagai tokoh yang berperan dalam kemajuan pesantren.
PBNU berkomitmen membantu menyediakan dan mengelola dapur umum demi kelancaran program MBG
KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengatakan pemerintah mempunyai Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang belum berjalan dengan baik.
PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan pembubaran dan perusakan rumah doa atau tempat ibadah kembali terjadi. Terbaru pembubaran rumah doa yang terjadi di Padang.
KOPRI Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menyelenggarakan Bedah Buku berjudul Mengarungi Jejak Merajut Asa, 75 Tahun Indonesia-Tiongkok.
Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Prof Dr Kuat Puji Prayitno, SH, MHum, menyatakan telah membentuk Tim Pemeriksa yang beranggotakan tujuh orang untuk mengusut dugaan tersebut.
UNIVERSITAS Chung di Malang, Jawa Timur, mengukuhkan Prof. Dr. Pieter Sahertian, M.Si sebagai guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis bersama Prof. Dr. Anna Triwijayati, M.Si, Senin (7/7).
Diperlukan formula hukum pemberantasan melalui penegakan hukum terhadap mafia tanah, penguatan peran satgas mafia tanah dan KPK, serta pembentukan pengadilan khusus pertanahan.
Riset Akademik dalam Olahraga Prestasi Studi yang dilakukan Reilly, Bangsbo, dan Franks (2000) mencatat bahwa olahraga prestasi tidak lagi sekadar ajang unjuk kekuatan fisik dan bakat alami.
Sebelumnya, 372 guru besar Fakultas Kedokteran dari 23 universitas di Indonesia mendeklarasikan ketidakpercayaannya kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pekan lalu.
Program BPJS Hewan ini dirancang Pemprov DKI Jakarta untuk membantu pemilik hewan dari kalangan kurang mampu agar tetap dapat mengakses layanan kesehatan hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved