Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Menelusuri Kiprah Gusdur Bela Minoritas, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

Media Indonesia
27/7/2025 17:42
Menelusuri Kiprah Gusdur Bela Minoritas, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok
Bedah Buku berjudul Mengarungi Jejak Merajut Asa, 75 Tahun Indonesia-Tiongkok. Acara ini berlangsung di Gedung PBNU Jakarta, Jumat (26/7)(Dok.PB PMII)

BIDANG Hubungan Internasional KOPRI Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menyelenggarakan Bedah Buku berjudul Mengarungi Jejak Merajut Asa, 75 Tahun Indonesia-Tiongkok. Acara ini berlangsung di Gedung PBNU Jakarta, Jumat (26/7) dengan menghadirkan langsung penulis buku Budy Sugandi sebagai narasumber utama dan para pembedah yang kompeten.

Buku yang diberi pengantar oleh Menteri Luar Negeri Sugiono ini merupakan karya reflektif Budy Sugandi bersama para penulis lainnya, menandai tujuh dekade hubungan diplomatik resmi antara Indonesia dan Tiongkok sejak 1950. Berbeda dari karya-karya sebelumnya yang lebih fokus pada pendekatan budaya, buku ini secara khusus menyoroti dinamika politik luar negeri dan transformasi hubungan bilateral kedua negara.

“Tahun 2025 adalah angka cantik, 75 tahun adalah momentum penting yang tidak bisa diulang. Paling yang bisa menyaingi angka ini hanya angka 100. Jadi, apa yang dilakukan KOPRI hari ini sangat tepat. Ini bagian dari empowerment globalizing, bahwa perempuan juga harus memahami lanskap geopolitik dunia, termasuk bagaimana posisi Tiongkok dalam peta ekonomi dan politik internasional saat ini,” ujar Budy Sugandi yang juga merupakan  Wakil Sekretaris Jenderal PP GP Ansor dalam pemaparannya.

Budy juga mengulas peran KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam membela hak-hak minoritas termasuk etnis Tionghoa.

“Ketika menjadi Presiden, legacy (peninggalan) Gus Dur sangat besar terutama bagi etnis Tionghoa, mangkanya beliau dikenal sebagai Bapak Tionghoa dan nisannya tertulis Di Sini Berbaring Seorang Pejuang Kemanusiaan yang juga ditulis dalam bahasa inggris dan mandarin," papar dia. 

Pembedah buku Loretta Thamrin yang merupakan pemerhati relasi Indonesia-Tiongkok mengulas tentang majunya teknologi dan etos kerja masyarakat Tiongkok.

“Negara Tiongkok terus melesat maju terutama dalam bidang teknologi dan ekonomi. Buku ini mengulas hal itu secara komprehensif”, jelas Loretta. 

Sementara itu, Ketua Bidang Hubungan Internasional KOPRI PB PMII sekaligus moderator, Agustini Nurur Rohmah menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal dari rangkaian inisiatif internasionalisasi yang menjadi fokus strategis KOPRI tahun ini.

“Perempuan tidak boleh hanya jadi penonton dalam peta hubungan antarnegara. Kita perlu menciptakan ruang belajar yang mendorong keterlibatan perempuan dalam wacana diplomatik dan global, terutama di tengah arus multipolaritas yang makin kuat seperti saat ini,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum KOPRI PB PMII Wulan sari menegaskan pentingnya pelibatan kader perempuan dalam diskursus global. Ia menyebut bahwa literasi internasional bukan hanya kebutuhan, melainkan prasyarat bagi kader perempuan untuk dapat berdaya dan memimpin.

“Kami percaya bahwa kader perempuan KOPRI harus hadir dalam setiap lapisan wacana publik, termasuk di panggung internasional. Bedah buku ini adalah bagian dari upaya kami membuka cakrawala berpikir, menumbuhkan kesadaran geopolitik, dan meneguhkan identitas kader sebagai perempuan yang progresif dan berwawasan global,” tegas Wulan.

Hadir juga sebagai pembicara Ani Nigeriawati selaku Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Dahliah Umar dari Badan Pengembangan Jaringan Internasional PBNU, Hanifah Haris selaku Direktur Yayasan Bhakti Budi Pertiwi.

Kegiatan ini mendapat respons antusias dari para peserta yang berasal dari berbagai cabang PMII dan kalangan akademik. Diskusi berlangsung hangat dan menggugah kesadaran akan pentingnya literasi sejarah diplomasi sebagai bagian dari pendidikan kader perempuan di era global. (RO/H-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya