Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tangis Bahagia dari Natuna

(Sru/Ant/X-8)
16/2/2020 09:10
Tangis Bahagia dari Natuna
Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok, bersiap meninggalkan ruang observasi di hanggar Pangkalan Udara(ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

SETELAH 14 hari menjalani karantina di Natuna, 238 warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Tiongkok akhirnya bisa kembali ke keluarga masing-masing. Tangis bahagia menandai kepulangan mereka. Apalagi, semuanya dinyatakan sehat.

Ke-238 WNI itu harus menjalani observasi untuk memastikan mereka tak terpapar virus korona jenis baru yang bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Selain mereka, masih ada beberapa orang lainnya yang juga menjalani hal serupa lantaran terlibat dalam proses evakuasi.

Isak tangis pun tak terbendung di acara pelepasan mereka. Kibaran bendera 'Merah Putih' membuat suasana kian haru, tetapi juga menggembirakan.

"Dengan keceriaan dan kebahagiaan ini mereka dalam kondisi sehat. Sejak kemarin pagi dan tadi dibuktikan tenaga medis bahwa mereka dalam keadaan sehat walafiat," kata Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Yugo Margono dalam sambutan di hanggar Pangkalan TNI-AU Raden Sadjad, Natuna, tempat observasi dilakukan selama dua pekan ini.

Beberapa orang tampak meneteskan air mata ketika menyimak sambutan. Senyum mengembang tatkala Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa terbukti bebas dari penyakit covid-19 itu.

''Tadi menangis karena terharu bisa pulang. Ini nanti akan dijemput sama pemda provinsi,'' kata Rapiska, mahasiswa Indonesia yang belajar di sebuah universitas di Provinsi Hubei sebelum menaiki pesawat untuk terbang ke Jakarta.

Kegembiraan juga melanda warga Natuna yang dulu sempat menolak keputusan pemerintah menjadikan daerah mereka sebagai tempat karantina. Sebagai wujud simpati, lebih dari 100 warga Kota Tua Penagi dan Pering, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, sengaja ikut acara pelepasan di hanggar Lanud Raden Sadjad.

''Awalnya kami rencanakan yang hadir di sini 70 orang, tapi ternyata yang mau ikut banyak sampai 150 orang,'' kata Ketua RT 01 Kota Tua Penagi, Suprianto.

Kota Tua Penagi merupakan perkampungan terdekat dengan tempat karantina. ''Kami memberikan ucapan selamat jalan. Selamat berkumpul dengan keluarga,'' imbuh Suprianto.

''Alhamdulillah mereka enggak sakit. Bisa pulang berarti dalam kondisi sehat,'' timpal Heti, warga Pering.

Bupati Natuna Hamid Rizal pun bangga daerahnya dipilih menjadi tempat observasi. Dia bersyukur pula seluruh WNI yang diobservasi dalam kondisi sehat dan berharap suatu saat nanti mereka bisa kembali lagi. ''Selama 14 hari hanya berada di lokasi observasi. Nanti datang lagi melihat objek pariwisata di Natuna.''

Kebahagiaan tentu juga dirasakan keluarga WNI yang menjalani observasi. Muhammad Cik Anang, misalnya, tak sabar menunggu kedatangan sang putra, Yusuf Azhar, di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta. "Saya yakin anak saya sehat. Sengaja kami ke sini tidak pakai masker mau membuktikan bahwa mereka kembali dari Wuhan kondisinya sehat.''

Bersama sang istri dan adik Yusuf, Cik Anang sengaja menjemput putranya itu. Namun, tidak ada acara khusus di rumahnya di Bogor untuk menyambut kepulangan Yusuf. (Sru/Ant/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya